Iran Ancam Trump dengan Serangan Teror Domestik, Aktifkan Kelompok Teroris

Presiden AS, Donald Trump.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

IRAN - Iran dilaporkan mengancam akan mengaktifkan sel-sel teroris tidur di wilayah Amerika Serikat, jika Presiden Donald Trump memerintahkan serangan militer terhadap Republik Islam tersebut.

Ancaman tersebut disampaikan melalui perantara pada pertemuan G7 yang berlangsung pekan lalu—sebuah pertemuan yang secara mengejutkan ditinggalkan Trump hanya dalam satu hari.

Laporan NBC News yang mengutip dua pejabat Amerika Serikat dan satu sumber terpercaya menyebut bahwa Iran memperingatkan aksi balasan ekstrem jika AS melanjutkan eskalasi militer, termasuk serangan langsung terhadap Teheran.

Seiring dengan ancaman tersebut, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan perjalanan global, memperingatkan warganya untuk waspada terhadap potensi demonstrasi dan serangan yang menargetkan warga Amerika.

BACA JUGA:Menteri KKP Tegaskan Pulau Tak Bisa Dijual

BACA JUGA:Rokok Amputasi

“Konflik telah menyebabkan penutupan wilayah udara dan gangguan perjalanan di seluruh Timur Tengah,” tulis pernyataan resmi dilansir dari i24news.

Demonstrasi yang menyasar warga dan kepentingan AS sangat mungkin terjadi. Warga Amerika diminta untuk meningkatkan kewaspadaan secara ekstrem.

Keputusan mendadak Presiden Trump untuk meninggalkan KTT G7 di Eropa awal pekan ini, menimbulkan tanda tanya besar di kalangan sekutu.

“Saya harus pergi lebih awal—untuk alasan yang sudah jelas,” kata Trump sesaat sebelum menaiki Air Force One.

Trump kemudian memerintahkan Dewan Keamanan Nasional untuk berkumpul di Situation Room Gedung Putih sesaat setelah ia kembali ke Washington.

Tak lama setelah itu, melalui akun Truth Social, Trump menuliskan pesan tajam.

“Iran seharusnya menandatangani kesepakatan yang saya tawarkan. Sungguh memalukan, dan sia-sia sekali nyawa manusia yang hilang. Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Saya sudah katakan berulang kali! Semua orang harus segera evakuasi dari Teheran!” tulisnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berbicara setelah kepergian Trump, mengatakan bahwa Presiden AS itu pergi untuk membantu menengahi gencatan senjata antara Israel dan Iran. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan