Rekomendasikan Bentuk Komunitas Pakar Hubungan Tnternasional

USULAN : Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri (BSKLN Kemlu) rekomendasikan pembentukan komunitas pakar hubungan internasional.-Antara-Jambi Independent
JAKARTA - Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri (BSKLN Kemlu) merekomendasikan pembentukan epistemic community dengan para pakar hubungan internasional di tengah tuntutan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan luar negeri yang semakin inklusif, adaptif, dan proaktif.
Rekomendasi tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika BSKLN Vahd Nabyl. A. Mulachel dalam acara Diskusi tentang Pembentukan Repositori JALAMITRA dan Pemanfaatannya untuk Pembentukan Epistemic Community yang berlangsung di Jakarta, Selasa 24 Juni 2025.
Vahd menyampaikan bahwa repositori JALAMITRA dapat dimanfaatkan sebagai cikal bakal kebijakan luar negeri epistemic community antara BSKLN dengan lembaga-lembaga penelitian mitra, serta keberlanjutan keduanya di masa mendatang.
Repositori JALAMITRA digital mulai dibangun oleh BSKLN pada April 2025 untuk memuat rekam jejak kerja sama penyusunan rekomendasi kebijakan luar negeri dengan lembaga think tank, pusat studi, komunitas kajian, dan sebagainya.
BACA JUGA:Rutinitas Para Tokoh Sukses Dunia yang Bisa Anda Tiru
BACA JUGA:Rahasia Cinta Sejati, Kebiasaan Kecil yang Konsisten
Deputi Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Agus Haryono yang hadir pada acara tersebut menekankan prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable) dalam pengembangan sebuah repositori. Dia juga menyoroti kemungkinan Interoperabilitas dengan repositori BRIN.
Sementara itu, Ketua Komite Indonesia untuk Kajian Eropa, Muhadi Sugiono menyampaikan peran penting epistemic community dalam kebijakan publik dengan membingkai isu, memberi saran ahli, dan membangun koalisi lintas aktor.
Menutup diskusi, Diplomat Ahli Madya BSKLN Sylvia Masri menekankan bahwa repositori JALAMITRA yang tengah dikembangkan masih dalam tahap dini, dan akan terus diperkaya.
“Pemanfaatannya untuk cikal bakal epistemic community penyusunan rekomendasi kebijakan luar negeri juga bersifat sangat strategis,” ucap dia. (*)