SAH Bawa HKTI Jambi Pelopori Penanaman Kacang Koro Solusi Substitusi Kedelai dan Ketahanan Pangan

SAH mengambil inisiatif strategis dengan memelopori penanaman kacang koro pedang di wilayah Jambi. -IST/JAMBI INDEPENDENT-

JAMBI – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jambi, di bawah kepemimpinan Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM (SAH), mengambil inisiatif strategis dengan memelopori penanaman kacang koro pedang di wilayah Jambi. 

Langkah ini merupakan upaya serius dalam menghadapi lonjakan harga kedelai global serta mendukung ketahanan pangan nasional.

Inisiatif ini dibahas dalam rapat yang dilaksanakan di Sekretariat DPD HKTI Provinsi Jambi, dengan agenda utama membahas permasalahan lahan pertanian di Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur, serta pengembangan kacang koro.

SAH menegaskan bahwa kacang koro pedang memiliki potensi besar untuk mensubstitusi kedelai hingga 60 persen sebagai bahan baku utama tempe dan tahu. Potensi ini dapat terwujud jika Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) bersedia menyerap hasil produksi petani. 

"Kalau Gakoptindo mau menyerap kacang koro produk petani, pasti petani juga akan bergairah meningkatkan produksinya," ujarnya.

BACA JUGA:Pentingnya Perbaikan Budaya Politik pada Pemilu

BACA JUGA:KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi CSR BI

Kenaikan harga kedelai di pasar global saat ini sangat memengaruhi keberlanjutan usaha para perajin tempe dan tahu di Indonesia. Menghadapi kondisi ini, SAH merasa perlu untuk menyiapkan alternatif bahan baku agar usaha tempe dan tahu lebih berkelanjutan di masa mendatang. 

"Salah satu komoditas yang dapat dijadikan sebagai substitusi adalah kacang koro pedang," jelasnya.

Selama ini, Indonesia sangat bergantung pada impor kedelai yang mencapai 2,5 hingga 3 juta ton per tahun. HKTI melihat kacang koro sebagai solusi potensial untuk mengurangi ketergantungan ini, mengingat produktivitasnya yang tinggi. 

Per satu hektare lahan, kacang koro mampu memproduksi lima ton. Untuk mensubstitusi satu juta ton kedelai, hanya dibutuhkan sekitar 200-250 ribu hektare lahan.

HKTI Jambi telah memulai proyek percontohan (pilot project) budi daya kacang koro pedang bekerja sama dengan para petani. Dengan pengembangan ini, diharapkan kacang koro pedang akan menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Tanah Air.

SAH menargetkan 100 hektare lahan akan digunakan untuk menanam kacang koro pedang pada tahun 2025. Memasuki tahun 2026, akan dilakukan skalaisasi (scaling up) penanaman karena Provinsi Jambi memiliki potensi lahan hampir 1.000 hektare.

"Nanti jika berjalan, setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi offtaker. Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap," kata SAH. Peran koperasi sebagai offtaker pertama bagi petani kacang koro diharapkan juga menjadi jembatan bagi pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tani yang dapat diakses oleh petani. (Enn/Viz)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan