Api Padam dalam Dua Hari

PANTAUAN UDARA: Lima hektar lahan yang terbakar di Betara, sudah berhasil dipadamkan.-ANTARA FOTO-Jambi Independent j
KUALATUNGKAL – Selain di Muarojambi, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) juga terjadi di Kabupaten Tanjab Barat, Senin (21/7). Tim Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Kabupaten Tanjab Barat berhasil memadamkan api yang membakar lahan Akta Pelepasan Hak atas Tanah (APH) seluas lima hektare di kawasan Rawa Demit, Desa Pematang Lumut, Kecamatan Betara.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjabbar, Zulfikri, pada Selasa (22/7). Ia menjelaskan bahwa Karhutla tersebut telah berhasil dikendalikan berkat kerja keras tim di lapangan dan dukungan sarana pemadaman udara yang mumpuni.
"Api yang membakar lahan di daerah Betara sudah berhasil dipadamkan. Luas lahan yang terbakar berdasarkan data dari lapangan mencapai lima hektare. Pemadaman dilakukan selama dua hari penuh," jelas Zulfikri.
Keberhasilan pemadaman api ini tidak lepas dari bantuan helikopter jenis Mi-171 berkapasitas 5.000 liter milik APP Sinarmas yang dioperasikan atas dukungan PT Wirakarya Sakti (WKS). Helikopter ini melakukan satu sortie dengan 52 kali water bombing (pengeboman air) ke titik-titik api yang tersebar di beberapa bagian lahan.
BACA JUGA:Api Meluas Hingga 200 Hektar, Hari Ketiga Pemadaman Karhutla di Lahan Gambut Sungai Gelam
BACA JUGA:Sidang Uji UU Hak Cipta di MK Mendadak Jadi Ajang Karaoke Artis Kondang
"Pola areal yang terbakar terdiri dari spot-spot, akibat api yang menyebar melalui loncatan dari selasah yang terbakar dan terbawa angin. Hal ini menyulitkan upaya darat, sehingga bantuan udara menjadi sangat vital," tambahnya.
Meskipun api telah berhasil dipadamkan, Zulfikri mengatakan bahwa tim gabungan masih melakukan proses pendinginan di sejumlah titik untuk menghindari potensi api kembali muncul akibat bara api yang masih aktif di bawah permukaan tanah.
Tim gabungan terdiri atas personel dari TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, Damkar, dan juga pihak swasta seperti PT WKS. Kerja sama lintas sektor ini menjadi salah satu kunci keberhasilan pengendalian karhutla di wilayah rawan seperti Kecamatan Betara.
BPBD Tanjabbar mencatat bahwa sejak Januari hingga Juli 2025, luas lahan yang terbakar dan berhasil dipadamkan oleh Satgas Karhutla mencapai total 11 hektare. Angka ini menunjukkan bahwa kebakaran lahan masih menjadi tantangan serius di Kabupaten Tanjabbar, terutama di musim kemarau.
"Satgas telah bekerja maksimal untuk memadamkan seluruh titik api yang muncul di wilayah Tanjabbar. Kami juga terus melakukan pemantauan dan patroli rutin, terutama di daerah yang rawan terbakar," ujarnya.
Seluruh perkembangan dan hasil pemadaman ini telah dilaporkan secara resmi oleh BPBD Tanjabbar kepada Satgas Karhutla Provinsi Jambi, Bupati Tanjabbar, serta Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB di tingkat nasional.
Zulfikri juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Tanjab Barat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Metode ini sangat berbahaya dan berisiko menyebabkan kebakaran meluas, terutama jika dilakukan di dekat kawasan gambut atau berdekatan dengan lahan milik perusahaan maupun warga lainnya.
"Kami minta kesadaran masyarakat agar tidak membuka lahan dengan api. Sekali api menyebar, sangat sulit dikendalikan. Selain berbahaya, pelakunya juga bisa dikenai sanksi hukum," tegasnya. (*)