Belum Bisa Beradaptasi, Tiga Anak Kembali Mundur dari Sekolah Rakyat Jambi

Belum Bisa Beradaptasi, Dua Anak Mundur dari Sekolah Rakyat Jambi--

JAMBI, JAMBIKORAN.COM  – Tiga siswa Sekolah Rakyat (SR) Kota Jambi kembali mengundurkan diri saat memasuki masa Mengenal Lingkungan Sekolah (MPLS).

Informasi ini disampaikan langsung oleh Kabid Rehabilitasi Sosial (Resos) Dinsos Kota Jambi, Ahmad Fikri Aiman.

 “Mereka bukan kabur, tapi memang mengundurkan diri secara resmi. Alasannya masih kita dalami. Mereka mundur per Jumat, 15 Agustus 2025,” ujar Fikri Aiman.

Sebelumnya, Sekolah Rakyat Kita Kota Jambi sudah memulai tahapan MPLS sebagai proses adaptasi awal bagi para siswa.

Namun, dinamika mulai muncul seiring adanya siswa yang mengundurkan diri karena berbagai alasan pribadi dan psikologis.

Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Yunita Indrawati, menjelaskan bahwa kehidupan di asrama dengan aturan ketat menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian anak.

 “Kemarin ada tiga siswa mundur, sekarang dua lagi. Setiap ada yang keluar, kami segera menggantinya agar kuota tetap terpenuhi. Sebagian besar tidak siap menjalani kehidupan berdisiplin di asrama,” jelas Yunita.

Lebih lanjut, Yunita menyebut bahwa ada juga kasus di mana seorang anak merasa kecewa karena sebelumnya dijanjikan akan diberi telepon genggam jika mau masuk sekolah, namun janji itu tidak ditepati.

Hal ini diyakini berasal dari ekspektasi orang tua, bukan pihak sekolah.

 “Namun secara umum, penyebabnya tetap soal adaptasi mental dan ketidaksiapan anak menghadapi lingkungan baru yang tertib dan terstruktur,” tambahnya.

Berbeda dari sekolah formal biasa, masa MPLS di Sekolah Rakyat Kota Jambi berlangsung lebih lama.

Fokus utama adalah pendekatan psikososial, di mana anak-anak diajak membangun rasa aman dan nyaman terlebih dahulu sebelum memasuki proses pembelajaran secara penuh.

 “Anak-anak ini kebanyakan berasal dari latar belakang rentan. Jadi pendekatannya tidak bisa disamakan dengan sekolah umum. Sekarang sudah mulai masuk ke fase belajar, walaupun secara bertahap,” ujar Yunita.

Di sisi lain, proses pembelajaran juga sempat terganggu akibat kekurangan tenaga pengajar. Salah satu guru Bahasa Inggris mengundurkan diri karena faktor jarak tempuh.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan