Wajib Tahu, Bernapas Lewat Mulut Bisa Ganggu Pertumbuhan Gigi dan Bentuk Wajah Anak

Ilustrasi anak bernapas dengan mulut. -jambikoran.com/Shutterstock-

JAKARTA - Kebiasaan anak bernapas melalui mulut yang kerap dianggap remeh ternyata dapat membawa dampak serius terhadap perkembangan gigi dan struktur wajah dalam jangka panjang.

Menurut drg. Fauzia Adhiwidyanti, Sp.Ort., dokter gigi spesialis ortodonti dari Bethsaida Hospital Dental Center, bernapas lewat mulut umumnya terjadi karena terganggunya aliran udara melalui hidung, misalnya akibat alergi, infeksi saluran pernapasan, atau pembesaran amandel.

"Meski sering tidak disadari, kebiasaan ini bila terus-menerus berlangsung bisa menyebabkan kelainan posisi gigi dan rahang," jelas Fauzia dalam keterangannya.

Ia menyebut beberapa kondisi yang dapat memicu kebiasaan bernapas melalui mulut, seperti sinusitis kronis, pilek yang berkepanjangan, atau struktur rongga hidung yang sempit.

BACA JUGA:Bupati Merangin H. M. Syukur: Alhamdulillah, Jalan Sungai Pinang–Ngaol Kini Lancar Dilalui

BACA JUGA:Mahasiswa UNJA Raih Juara 3 pada Nursing Debate Competition Tingkat Nasional

Dampaknya pun tidak main-main. Anak-anak yang terbiasa bernapas lewat mulut berisiko mengalami penyempitan lengkung gigi atas, posisi gigi depan yang menonjol, hingga gangguan gigitan seperti gigitan terbuka atau gigitan terbalik.

Selain itu, mulut yang terus terbuka dapat menyebabkan mulut kering, yang meningkatkan risiko gigi berlubang serta penyakit gusi.

“Dalam kasus tertentu, wajah anak bisa tampak lebih panjang dari normal, terutama di bagian bawah wajah. Kondisi ini dikenal sebagai long face syndrome,” lanjutnya.

Ciri-ciri anak yang mungkin mengalami masalah ini antara lain tidur dengan mulut terbuka, suara sengau saat bicara, mendengkur saat tidur, dan wajah terlihat memanjang.

BACA JUGA:Dari Batok Kelapa Menjadi Karya: Batoku Jambi dan SDS Guang Ming Cetak Generasi Pengrajin Muda

BACA JUGA:Harga BBM BP 92 Naik Jadi Rp12.610 per Liter Mulai 1 September

Fauzia menekankan pentingnya pemeriksaan sejak dini agar pertumbuhan gigi dan wajah anak tetap berada di jalur yang sehat.

Penanganan bisa melibatkan terapi ortodonti untuk memperbaiki posisi gigi, latihan pernapasan, hingga rujukan ke dokter THT jika terdapat masalah medis yang mendasari.

“Dengan penanganan yang tepat dan dilakukan sedini mungkin, bukan hanya susunan gigi yang membaik, tetapi juga kualitas tidur, fungsi pernapasan, serta kesehatan mulut secara menyeluruh,” pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan