Jeda Akses Informasi Bisa Bantu Redakan Kecemasan, Ini Kata Psikolog

ilustrasi ganguanm kecemasan-ist-
JAKARTA – Psikolog klinis Teresa Indira Andani, M.Psi., menyarankan masyarakat untuk mengambil jeda dari paparan informasi sebagai salah satu cara efektif dalam meredakan kecemasan, khususnya di tengah arus berita yang begitu cepat dan padat.
Menurut Teresa, meskipun mengikuti perkembangan informasi dari media atau media sosial dapat membantu seseorang tetap up to date, konsumsi informasi yang berlebihan justru bisa memicu perasaan cemas dan tidak tenang.
“Penting bagi kita untuk menyaring sumber berita yang terpercaya, membatasi durasi paparan informasi, dan memberikan ruang istirahat bagi pikiran dari terpaan berita,” ujarnya, seperti dikutip dari ANTARA.
Ia menambahkan bahwa tidak semua konten yang beredar di media sosial merupakan fakta. Oleh karena itu, pengguna harus bijak dalam memilah apa yang dikonsumsi maupun dibagikan ke orang lain.
BACA JUGA:Bupati Merangin H. M. Syukur: Alhamdulillah, Jalan Sungai Pinang–Ngaol Kini Lancar Dilalui
BACA JUGA:Mahasiswa UNJA Raih Juara 3 pada Nursing Debate Competition Tingkat Nasional
“Menyeleksi informasi bukan sekadar menjaga kesehatan mental pribadi, tetapi juga merupakan tanggung jawab sosial agar kita tidak menyebarkan informasi keliru,” terangnya.
Teresa juga menyinggung bagaimana kejadian-kejadian seperti demonstrasi yang berujung pada kericuhan bisa memunculkan emosi seperti sedih, marah, atau cemas.
Menurutnya, hal itu adalah reaksi alami dari seseorang yang masih memiliki empati dan kepedulian terhadap situasi sosial di sekitarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kondisi emosional seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor personal, tetapi juga lingkungan, termasuk keluarga, masyarakat, bahkan kondisi negara.
BACA JUGA:Dari Batok Kelapa Menjadi Karya: Batoku Jambi dan SDS Guang Ming Cetak Generasi Pengrajin Muda
BACA JUGA:Harga BBM BP 92 Naik Jadi Rp12.610 per Liter Mulai 1 September
Dalam rangka mengelola emosi secara sehat, Teresa merekomendasikan beberapa teknik seperti latihan pernapasan dalam untuk meningkatkan kesadaran akan tubuh dan kondisi sekitar, serta berbicara dengan orang-orang yang dipercaya sebagai bentuk penyaluran perasaan.
“Dengan menyadari emosi yang hadir dan tidak menekannya, kita dapat meresponsnya dengan cara yang lebih sehat dan adaptif,” tutupnya. (*)