Hari Sarjana: Sekolah Rakyat hingga KIP Memutus Rantai Kemiskinan

Ilustrasi Sarjana-Pixabay-Jambi Independent

Sekolah Rakyat, dengan fasilitas asrama dan semua biaya ditanggung oleh pemerintah itu, telah menyediakan harapan baru bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk menikmati pendidikan secara gratis dengan pelayanan istimewa, termasuk kebutuhan makan dan guru pendamping, selama mereka menghuni asrama.

Banyak orang tua dari anak-anak yang menghuni asrama sekolah rakyat itu menangis haru karena bahagia anak-anaknya bisa kembali ke sekolah.

Dengan pola pendidikan berasrama yang di dalamnya juga ada penanaman nilai-nilai karakter dan pembinaan mental, sekolah itu diyakini akan melahirkan lulusan yang memiliki kualitas keilmuan dan jiwa kuat dan tangguh menghadapi tantangan hidup di masa depan.

Hasil dari investasi pengembangan sumber daya manusia lewat pendidikan memang tidak bisa terlihat seketika. Butuh proses untuk melihat hasil dari program itu. Kalau dari program KIP, kita sudah bisa melihat hasilnya, untuk Sekolah Rakyat, mungkin 10 atau 15 tahun akan terlihat, setelah anak-anak itu lulus dan mulai memetik buah dari pendidikan yang mereka tempuh.

Bukan saja memutus rantai kemiskinan, program untuk bidang pendidikan ini juga membuat rantai baru untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, yakni ketika lulus dan sukses, mereka akan menjadi penggerak untuk memajukan keluarga itu secara bersama-sama.

Kalau dulu keluarganya berstatus penerima Program Keluarga Harapan (PKH), anak-anak yang pendidikannya dibantu oleh KIP atau lewat sekolah rakyat, kelak, mereka akan mampu mengentaskan status keluarga menjadi "lulus" dari PKH.

Dengan lulusnya satu keluarga, maka program untuk keluarga miskin itu bisa dialihkan kepada keluarga lain yang juga berhak menerima bantuan dari negara.

Bukan hanya keluar dari status PKH, keluarga itu tidak menutup kemungkinan untuk menjadi penyelamat bagi keluarga lain dengan membantu, setidaknya satu atau beberapa anak untuk disekolahkan, hingga ke perguruan tinggi.

Begitulah idealnya luaran dari program KIP dan sekolah rakyat  yang akan memproduksi rantai kesejahteraan bersama, yang ditumbuhkan dari mental dan sikap saling peduli satu dengan yang lain.

Anak-anak yang telah bisa mengentaskan diri dari status kemiskinan karena mendapat bantuan pihak lain, termasuk dari negara, biasanya cenderung mudah untuk diajak peduli pada keluarga lain untuk dibantu.

Salah satu dampak dari semakin tingginya tingkat pendidikan satu anggota keluarga adalah tertundanya pernikahan, sehingga secara mental lebih siap. Dengan demikian, mereka yang menikah tidak pada usia dini, akan melahirkan anak sebagai generasi penerus yang lebih berkualitas dan berdaya.

Beasiswa KIP dan sekolah rakyat menjadi jalan mempermudah terwujudnya visi Indonesia Emas 2045. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan