Terungkap, Ini Awal Pendirian dan Penjualan PT PAL

JAMBI,JAMBIKORAN.COM – Sidang lanjutan perkara dugaan korupsi kredit investasi dan modal kerja PT Prosympac Agro Lestari (PAL) di Pengadilan Tipikor Jambi, mengungkap fakta mengenai t pendirian serta proses penjualan PT PAL.

 

Dalam persidangan Rabu, 8 Oktober 2025 lalu, saksi Arief Rohman membeberkan bahwa pada awal 2018 dirinya mengetahui adanya rencana penjualan PT PAL. Arief mengaku mendapat informasi bahwa jika ada pihak yang berminat membeli perusahaan tersebut, dipersilakan.

 

“Pada awal 2018, Pak Viktor Gunawan menyampaikan kepada Pak Begawan Kamto soal ketertarikannya mengelola kelapa sawit. Lalu saya mengabarkan hal itu kepada Pak Wendy, dan beliau mengatakan kalau harganya cocok, silakan,” ujar Arief di hadapan majelis hakim.

 

Arief menuturkan, sekitar Januari hingga Februari 2018, ia mengantar Viktor ke Medan untuk bernegosiasi langsung dengan Wendy Haryanto.

 

“Kemudian PT PAL dibeli pada Mei 2018,” katanya.

 

Terkait biaya pembangunan pabrik kelapa sawit PT PAL, Arief menyebut nilainya mencapai sekitar Rp 115 miliar.

 

Kuasa hukum Wendy Haryanto, Roni Sianturi, dalam sidang itu juga menanyakan hubungan antara PT Prosympac dengan PT PAL. Menjawab hal itu, Arief menyatakan bahwa kedua perusahaan tersebut bekerja sama, namun Wendy tidak berada dalam struktur PT Prosympac.

 

Ketika ditanya alasan dirinya keluar dari PT PAL, Arief mengatakan hal itu disebabkan perbedaan pandangan dalam pengelolaan perusahaan.

 

“Saya tidak sejalan dengan cara Viktor Gunawan dan Begawan Kamto mengelola perusahaan. Mereka menggunakan mindset pengelolaan hotel, sementara PT PAL bergerak di bidang kelapa sawit,” ungkapnya.

 

Arief juga menjelaskan bahwa 90 persen modal perusahaan dikelola Begawan Kamto, sedangkan alasan PT PAL ingin di-take over adalah karena Wendy berencana menjual sahamnya.

 

“Saya menawarkan ke Viktor dan Begawan karena Pak Wendy ingin menjual sahamnya,” katanya.