Akui Selewengkan Data Pembayaran Pajak, Fakta Baru Korupsi Pajak Bungo

Jambi – Sidang lanjutan perkara tindak pidana korupsi pengelolaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Samsat Bungo tahun 2019 kembali mengungkap fakta baru yang mengejutkan.

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Jambi pada Senin (20/10/2025), terdakwa Asep Hadi Suganda, seorang pegawai tidak tetap (PTT) di Badan Keuangan Daerah Samsat Bungo, memberikan pengakuan yang memperjelas modus manipulasi data pajak kendaraan.

Asep mengakui secara langsung bahwa dirinya telah mengubah angka nominal pembayaran pajak yang tercatat dalam aplikasi Info Tap Samsat Bungo.

Sehingga tidak sesuai dengan nilai yang tertera di kertas notice atau STNK milik wajib pajak.

BACA JUGA:Wali Kota Maulana Apresiasi DPRD, Anggaran 2026 Prioritaskan Kesehatan dan Pelayanan Publik

BACA JUGA: Masyarakat Diminta Waspada, Potensi Bencana Hidrometeorologi di Musim Hujan

"Ya, saya yang mengubah angka-angka itu. Saya turunkan jumlahnya dari yang sebenarnya dibayar wajib pajak," ujar Asep saat memberikan kesaksian.

Dalam keterangannya, Asep menjelaskan bahwa dirinya memiliki akses penuh ke sistem aplikasi Samsat Bungo dengan menggunakan ID dan password pribadi.

Melalui akses ini, ia dapat mengubah nominal pembayaran yang masuk ke dalam sistem, menyesuaikan dengan jenis kendaraan.

Modus yang dilakukan cukup sistematis. Misalnya, jika seorang wajib pajak membayar pajak sebesar Rp1 juta, Asep mengubah angka tersebut menjadi lebih kecil, seperti Rp900 ribu di sistem aplikasi.

Selisih Rp100 ribu kemudian disetorkan ke kasir Bank Jambi, sementara sisa dana dipotong dan dibagi bersama rekan-rekannya.

"Saya ubah sesuai jenis kendaraan, lalu uang kelebihan saya bagi dua dengan orang yang minta tolong bayarkan pajak, seperti Marwanto atau teman lainnya," ungkapnya.

Tujuh Terdakwa, Kerugian Negara Mencapai Rp1,9 Miliar

Dalam sidang tersebut, tujuh terdakwa hadir sekaligus menjadi saksi bagi satu sama lain.