Skin Fasting: Manfaat, Cara Melakukan, dan Siapa yang Cocok Menerapkannya
Ilustrasi Skin Fasting-Jambi Independent-Alodokter
JAMBIKORAN.COM - Belakangan ini, istilah skin fasting atau “puasa skincare” semakin populer di kalangan pecinta perawatan kulit. Secara umum, skin fasting merupakan metode perawatan dengan menghentikan penggunaan produk perawatan kulit dalam jangka waktu tertentu.
Tujuannya adalah memberi waktu bagi kulit untuk beristirahat, bernapas, serta berfungsi kembali secara alami tanpa ketergantungan pada produk kosmetik.
Metode ini diyakini membantu menetralkan kondisi kulit, menyeimbangkan produksi sebum, dan menjaga kelembapan alami kulit. Dengan tidak menggunakan terlalu banyak produk, kulit diharapkan dapat memperbaiki diri sendiri secara alami.
Salah satu manfaat utama skin fasting adalah membantu mengenali produk skincare yang mungkin tidak cocok dengan kulit. Saat berhenti menggunakan beberapa produk, Anda bisa menilai mana yang menyebabkan kulit menjadi kering, kemerahan, atau berjerawat.
BACA JUGA:Mobil Dinas Kadis Pariwisata Sungai Penuh Hantam Gorong-gorong, Dua Penumpang Terluka
Selain itu, skin fasting juga dapat mempercepat proses pemulihan kulit. Dengan menghentikan produk yang mengandung bahan aktif keras, lapisan pelindung kulit (skin barrier) bisa kembali kuat dan sehat.
Tidak hanya itu, metode ini juga dapat membuat kulit lebih bercahaya secara alami. Pemakaian produk yang berlebihan terkadang justru mengganggu keseimbangan minyak alami kulit.
Dengan menghentikan sementara penggunaannya, sel-sel kulit akan beregenerasi dengan lebih baik sehingga wajah tampak lebih segar dan sehat.
Cara melakukan skin fasting pun cukup fleksibel. Tidak ada aturan pasti, tetapi umumnya dilakukan selama 1–3 hari dengan menghentikan sebagian atau seluruh produk skincare yang biasa digunakan.
BACA JUGA:Naik Kelas! RSUD Raden Mattaher Jambi segera Layani Operasi Bedah Jantung Perdana
BACA JUGA:Pemprov Jambi Latih 218 Pendamping Koperasi Desa Merah Putih, Dorong Percepatan Pengembangan Bisnis
Selama periode tersebut, Anda sebaiknya meniadakan produk dengan kandungan zat aktif seperti vitamin C, retinol, AHA, atau BHA, karena bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi jika digunakan berlebihan.
Namun, pembersih wajah, pelembap, dan tabir surya tetap boleh digunakan agar kebersihan dan perlindungan kulit tetap terjaga.
Meski terdengar menarik, skin fasting tidak disarankan untuk semua orang. Metode ini lebih cocok bagi pemilik kulit sensitif yang sering mengalami iritasi akibat penggunaan produk berlapis.
Sebaliknya, bagi mereka yang memiliki masalah kulit seperti eksim atau rosacea dan memerlukan obat oles khusus, skin fasting sebaiknya dihindari.
BACA JUGA:Sidang Perceraian Eza Gionino dan Meiza Aulia Kembali Digelar, Bahas Penyesuaian Hasil Mediasi
Dengan memahami manfaat dan risikonya, Anda bisa menyesuaikan praktik skin fasting sesuai kondisi kulit untuk mendapatkan hasil yang optimal dan sehat secara alami. (*)