Dewan Minta Strategi Konkret Atasi Defisit APBD 2026
Afuan Yuza, Anggota Fraksi PAN DPRD Provinsi Jambi.-DOK/JAMBI INDEPENDENT-
JAMBI,JAMBIKORAN.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menyoroti penurunan signifikan pada target pendapatan daerah dalam rancangan KUA-PPAS APBD 2026, serta meminta pemerintah provinsi menyiapkan strategi konkret untuk menekan potensi defisit anggaran.
Anggota Fraksi PAN, Afuan Yuza menyampaikan bahwa pendapatan Jambi tahun 2026 diproyeksikan sebesar Rp 3,71 triliun, turun 18,73 persen atau Rp 857,24 miliar dibanding APBD murni tahun 2025. Penurunan terutama disebabkan anjloknya dana transfer dari pusat dan melemahnya pendapatan asli daerah (PAD).
“Pendapatan asli daerah hanya ditargetkan Rp 1,90 triliun, turun Rp 168,62 miliar dari tahun sebelumnya. Begitu juga retribusi daerah menurun dari Rp206,11 miliar menjadi Rp 196,82 miliar,” kata Yuza, Minggu (2/11).
Sementara itu, transfer pemerintah pusat yang tahun lalu mencapai Rp 2,48 triliun, kini turun drastis menjadi Rp 1,80 triliun, berkurang 27,37 persen atau Rp 680,17 miliar.
Ia menjelaskan, untuk menutupi defisit anggaran tahun 2026 yang mencapai Rp 64,53 miliar, pemerintah daerah mengandalkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya sebesar Rp 64,67 miliar.
Selain itu, terdapat pengeluaran pembiayaan Rp 147,10 juta untuk pembayaran cicilan pokok utang kepada PT Simota Putra Prayudha melalui PT Batanghari Propertindo, sebagai biaya pengganti pembangunan gedung Bea dan Cukai Jambi.
Ia meminta kejelasan mengenai progres penyertaan modal ke Bank Jambi serta status utang pemerintah provinsi kepada PT Simota Putra Prayudha, termasuk jumlah dan jangka waktu pelunasan.
“Dengan kondisi pendapatan yang menurun dan belanja yang tinggi, kami menunggu langkah konkret pemerintah dalam mengatasi defisit. Pemerintah perlu mencari sumber pendapatan baru dan mengefisiensikan anggaran non-prioritas,” bebernya.
Tak hanya itu, ia juga mendorong optimalisasi PAD melalui digitalisasi sistem keuangan daerah, demi transparansi dan efisiensi pengelolaan.
“Kita harus berinovasi agar visi Jambi Mantap Berdaya Saing dan Berkelanjutan 2029 dapat tercapai,” tambahnya.