Whispering Parenting: Teknik Komunikasi Lembut yang Ampuh Meredakan Emosi Anak

Whispering Parenting: Teknik Komunikasi Lembut yang Ampuh Meredakan Emosi Anak--

Perubahan suara yang tiba-tiba melembut sering kali membuat anak berhenti sejenak karena merasa penasaran. Ketertarikan ini kemudian menjadi jembatan untuk menurunkan intensitas emosi.

Cara ini memang tidak langsung menghentikan tantrum, namun dengan konsistensi, anak akan memahami bahwa suara pelan adalah sinyal untuk menenangkan diri.

BACA JUGA:Jembatan Sari Bakti Berfungsi Bulan Desember

BACA JUGA:Gedung UPTD BPTPH Jambi Terbakar, Petugas Damkar Kerahkan 12 Armada

Orang tua juga dapat menggunakan pengingat sederhana, seperti, “Sekarang kita bicara pelan, ya,” untuk membantu anak membangun kebiasaan yang lebih positif.

Kapan Whispering Parenting Sebaiknya Digunakan?

Metode ini bisa diterapkan dalam berbagai situasi sehari-hari: ketika anak rewel karena tidak mendapat camilan, tantrum karena mainan disita, atau marah karena enggan tidur. Alih-alih terpancing beradu suara, orang tua justru menurunkan volume bicara sampai pada tingkat bisikan.

Respons anak biasanya cukup mengejutkan. Bukan karena takut, tetapi karena munculnya rasa ingin tahu mengapa orang tua berbicara begitu pelan.

BACA JUGA:726 Titik di Jambi Siap Dibangun Gerai Serta Gudang Koperasi Desa Merah Putih

BACA JUGA:Perkuat Layanan Warga di Tingkat RT

Momen ini dapat dimanfaatkan untuk membangun komunikasi yang lebih tenang, terarah, dan terkendali.

Langkah-Langkah Menerapkan Whispering Parenting

1. Menentukan Waktu yang Tepat (Breakpoint)

Ketika anak mulai berteriak atau marah, tahan diri untuk tidak langsung merespons dengan emosi. Tarik napas dan mulai berbicara dengan suara lembut. Perubahan ini akan menarik perhatian anak karena tidak sesuai dengan ekspektasinya.

BACA JUGA:Dukung Tranformasi Digital Daerah, Kadis Kominfo Muaro Jambi Hadiri Peresmian Data Center Pertama di Jambi

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan