Dinkes Sosialisasi Gizi untuk Cegah Stunting

stunting merupakan hasil akhir dari penanganan kesehatan yang buruk-Disway-Jambi Independent

JAMBI – Penanggulangan angka stunting, masih menjadi prirotas  di bidang kesehatan, termasuk di Provinsi Jambi. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Fery Kusnadi mengatakan, stunting merubahan hasil akhir dari penanganan kesehatan yang buruk. Dia menjelaskan, stunting sangat berkaitan dengan gizi.

“Termasuk kita harus melakukan promosi gizi, cara makan yang baik, perlindungan kesehatan yang baik. Artinya, stunting ini adalah hasil akhir. Terciptanya gizi b utuk, anak-anak kurus merupakan awal dari stunting. Kalau gizi buruk atau anak-anak kurus itu tidak diobati, maka terjadilah stunting,” katanya.

Stunting sendiri, menurut dia adalah gagal tumbuh. Dimana, anak-anak tubuhnya lebih pendek dan kecil dibanding dengan anak lain yang seusianya. 

“Ada standar kurva WHO untuk mengetahui anak-anak itu stunting atau tidak,” katanya.

BACA JUGA:Kembali Jadi TPS Dadakan, Salah Satu Titik Di Jalan TP Sriwijaya

BACA JUGA:Tunggal Putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting Melaju ke Babak 16 Besar Indonesia Masters 2024

Sehingga semua pihak harus mengetahui bagaimana mencegah stunting tersebut. Masyarakat harus tau, mana gizi yang baik untuk anak, makanan apa yang harus diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Termasuk untuk ibu hamil, agar janin yang dikandungnya, tidak mengalami staunting ketika sudah lahir nanti. 

“Untuk ibu hamil, juga harus dipenuhi gizinya. Termasuk ketika sudah lahiran, anak-anak harus diperhatikan, beri ASI ekslusif paling tidak sampai usia 4 bulan. Kemudian baru diberikan  makanan pendamping ASI, sampai usia 2 tahun,” katanya. 

Pada tahun 2022 lalu, disebutkanya Provinsi Jambi berada di posisi nomor 18 untuk penanganan stunting. Diharapkan tahun 2023 yang hasilnya belum keluar, Jambi bisa berada di urutan ke 15. Targetnya, lanjut Fery, pada tahun 2024 ini naik ke posisi 12. 

“Kita dinas Kesehatan selalu berusaha, termasuk dengan Puskemas, Pustu, untuk melakukan promosi kesehatan pencegahan stunting. Kita libatkan tenaga kesehatan. Itu sebagai jembatan ke masyarakat, termasuk di Posyandu kita berikan makanan tambahan untuk pemenuhan gizi anak,” katanya.

BACA JUGA:Ini Dia Cara Mudah Menghasilkan Uang Dari Facebook

BACA JUGA:Gregoria Mariska Tunjung Melaju ke Babak 16 Besar Indonesia Masters 2024

Sosialisasi mengenai pencegahan staunting, menjadi langkah paling penting. Karena yang bisa mengawasi asupan gizi anak, adalah dimulai dari keluarga sendiri.

Ditanyakan mengenai kabupaten mana yang terbanyak angka stunting, Fery mengatakan pada 2022 lalu, tiga kabupaten dengan angka stunting tertinggi adalah Kerinci, Merangin, dan Tanjab Timur . (enn/ira) 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan