Harga Bawang di Bungo Tebus Rp 50 Ribu
SEMBAKO: Harga barang merah yang melonjak naik, membuat warga mengeluh kesulitan. -Siti Halimah/Jambi Independent-Jambi Indepedent
MUARABUNGO - Pasca Idul Fitri 1445 H, warga Kabupaten Bungo dihadapkan pada kenaikan harga sejumlah bahan pokok, terutama bumbu dapur. Salah satu bahan yang mengalami kenaikan signifikan adalah bawang merah.
Menurut pedagang Sulastri (50), harga bawang merah terus melonjak karena stok menipis akibat gagal panen dari petani. Harga bawang merah yang semula berkisar antara Rp 25-35 ribu per kilogram, kini telah mencapai angka tertinggi Rp 50 ribu per kilogram.
"Karena bawang dipasok dari Brebes," katanya.
Selain bawang merah, hasil pantauan di Pasar Induk Rantau Ikil Jujuhan, Kabupaten Bungo, juga menunjukkan kenaikan harga bawang merah.
Kenaikan harga bahan pokok ini mendapat keluhan dari beberapa ibu rumah tangga. Yanti, salah seorang ibu rumah tangga, menyatakan kekhawatiran atas kenaikan harga tersebut.
"Kami sangat mengeluh sekali dengan kenaikan harga bawang merah. Biasanya kami beli hanya Rp 35 ribu per kilogram, sekarang naik mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Keuangan menipis, ditambah harga kebutuhan pokok naik, kami semakin kesulitan," ungkapnya.
Namun, ada juga yang berharap agar pasokan bahan pokok tetap terpenuhi, meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
Resti (30), seorang pembeli menyatakan keberatannya terhadap kenaikan harga. Namun dia berharap stok barang tetap ada di pasaran.
"Tidak masalah asalkan stoknya di pasaran masih ada. Apabila stoknya enggak ada, mau harga tinggi, barang susah dicari juga repot. Tapi, harapannya semoga semua kembali normal," ujarnya.
Diharapkan, dengan adanya kesadaran bersama dari pemerintah, pedagang, dan masyarakat, masalah kenaikan harga bahan pokok pasca Idul Fitri ini dapat segera teratasi. (Mai/enn)