Sri Mulyani Gunakan Alat Fiskal Guna Dorong Investasi Air Bersih

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan sambutan dalam High Level Panel (HLP) 16 di World Water Forum ke-10 2024 di Badung, Bali.-ANTARA/Maulana Surya-Jambi Independent

Bali - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan tetap menggunakan alat fiskal atau fiscal tool guna mendorong investasi dalam pembiayaan air bersih dan sanitasi.

"Kami menggunakan fiscal tool agar dapat terus memberikan sinyal yang tepat kepada pemerintah daerah serta sektor swasta untuk berinvestasi di bidang air bersih. Kami ingin mendorong semua, semua pihak, pemangku kepentingan untuk bekerja sama," kata Sri Mulyani usai sesi diskusi panel World Water Forum Ke-10 2024 di Badung, Bali, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa air menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat sehingga telah dialokasikan sekitar 3,4 persen dari APBN.

Meskipun terdapat kendala ekonomi, Sri Mulyani merinci pada tahun 2009 dunia hanya mengalokasikan 8,7 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan pembiayaan untuk pembangunan air dan sanitasi.

BACA JUGA:Ester Nurumi Tri Wardoyo Amankan Tiket Babak 16 Besar Malaysia Masters 2024

BACA JUGA:RUU 52 Kabupaten/Kota Beri Dasar Hukum

Ia menilai jumlah tersebut tergolong kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan investasi tahunan di bidang air dan sanitasi yang jauh lebih besar.

Negara-negara berkembang menghabiskan sekitar 0,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk air setiap tahunnya, dan hanya 70 persen dari anggaran tersebut yang terbelanjakan.

"Jadi uangnya sudah kecil, penyerapan dan eksekusinya pun semakin kecil," ujarnya.

Selain itu, Bendahara Negara itu mengatakan bahwa diperlukan peraturan yang jelas dan tepat dalam skema pembiayaan campuran atau "blended finance" guna menarik lebih banyak investasi di sektor air dan sanitasi.

BACA JUGA:Rehan/Lisa Maju ke Babak 16 Besar Malaysia Masters 2024 Setelah Menang Dramatis di Rubber Game

BACA JUGA:DKPP Periksa Ketua KPU RI

Dalam sesi panel World Water Forum Ke-10 2024, Ia juga menyoroti bahwa tidak cukup hanya melibatkan sektor publik untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-6 tersebut, melainkan harus disertai skema yang jelas dan inovatif.

“Jadi bagi kita semua, kebutuhan pendanaan tidak boleh hanya bergantung pada masyarakat. Namun dana publik dan kebijakan serta peraturan yang tepat mempunyai peran yang sangat penting dan signifikan dalam menarik lebih banyak dana untuk berinvestasi di bidang air dan sanitasi,” terang Sri Mulyani.

Tag
Share