Badan Geologi akan Ledakkan Batuan Material Marapi Cegah Banjir

Operator mengoperasikan alat berat saat melakukan normalisasi sungai di kawasan Simpang Manunggal, Nagari Limo Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat.-ANTARA-Jambi Independent

JAKARTA - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wahid menyampaikan pihaknya bersama dengan kementerian dan lembaga terkait dalam waktu dekat akan melakukan peledakan batuan material Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat.

Lebih lanjut, Wahid menerangkan pihaknya sejak minggu lalu sudah berkoordinasi dengan BNPB, BMKG, serta Kementerian PUPR untuk memastikan langsung posisi sebaran batu-batu besar dari material erupsi Gunung Marapi tersebut.

“Sejak minggu lalu BNPB, stakeholder terkait berkoordinasi dengan Badan Geologi sudah sama-sama turun ke lapangan untuk memeriksa posisi material batu-batu yang besar. Kami coba antisipasi dengan diledakkan agar batu yang besar ini jangan menjadi sumbatan,” kata Wahid dalam konferensi pers daring bertajuk “Rangkaian erupsi gunung api Sumatera-Sulawesi-Maluku-Nusa Tenggara sejak Januari 2024” di Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Kamis.

 Peledakan batu-batu besar tersebut dimaksudkan untuk mencegah perluasan banjir ketika terjadi hujan akibat timbunan material di satu lokasi yang menyumbat aliran air.

BACA JUGA:Inflasi Kota Jambi Masih Terkendali

BACA JUGA:Lewat Jam

Di samping itu, peledakan batuan tersebut dimaksudkan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di bagian hulu sungai, material batuan tidak kembali tergerus ke hilir dan menjadi ancaman bagi masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, ia juga menjelaskan berbagai letusan gunung api di wilayah pulau Sumatera maupun Jawa yang terjadi dalam waktu berdekatan tidak ada hubungannya dengan lokasi Indonesia yang berada di Lingkaran Cincin Api Pasifik atau ring of fire.

Pasalnya, kemunculan aktivitas gunung api disebabkan aktivitas tektonik di bawah permukaan bumi. Di samping itu, ia juga menyebutkan karakteristik magma di wilayah bagian barat maupun timur Indonesia berbeda sehingga pada akhirnya turut mempengaruhi pola aktivitas gunung api di masing-masing wilayah tersebut.

“Jadi kalau dihubungkan dengan ring on fire, memang ring on fire-nya banyak sekali Indonesia ini, tetapi tidak saling berhubungan satu sama lain,” jelasnya.

BACA JUGA:KSPI : Aksi Buruh akan Meluas Jika PP Tapera Tak Dicabut

BACA JUGA:Indonesia Prioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Para Pekerja dari Ancaman Bahaya Biologis

Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk senantiasa waspada dan mematuhi himbauan yang disampaikan oleh pengelola kawasan gunung api, khususnya yang aktif dan menjadi destinasi wisata, mengingat himbauan tersebut merupakan rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM. (ANTARA)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan