Rokok vs Vape, Mana yang Lebih Bahaya? Berikut Penjelasannya

ilustrasi rokok dan vape --rspondokindah

JAMBIKORAN.COM - Menikmati sebatang rokok sambil berbincang dengan teman adalah salah satu bentuk “healing” anak muda di jaman serba sibuk saat ini. 

Rokok juga dijadikan hobi untuk beberapa penikmatnya, berbagai perkumpulan pecinta rokok kretek misalnya, mereka mempunyai jadwal tersendiri untuk berkumpul. 

Permintaan yang terus meningkat di Indonesia memunculkan banyaknya merek rokok di pasaran dengan suguhan rasa berbeda-beda, menambahkan kesan yang lebih modern.

Pada abad SM, manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. 

BACA JUGA:Hakim Masih Pertimbangkan, Bukti Putusan Terdakwa Korupsi Stadion Pandu Pelindo Ditunda

BACA JUGA:Resmi, Paulo Fonseca jadi Pelatih Baru AC Milan

Menurut laman Wikipedia, ada lebih dari 10 jenis rokok dilihat dari bahan pembungkusnya, bahan bakunya ataupun proses pembuatannya, semua memiliki nama yang berbeda-beda. 

Namun perokok saat ini mulai berganti haluan pada alternatif lain yang dicap sebagai rokok sehat.

Vape elektrik mulai merambah di Indonesia mulai tahun 2012 dan makin menjadi super star di kalangan remaja Indonesia.

Sudah muncul dari tahun 1930 dan terus dikembangkan, awalnya hanya dipandang sebelah mata. 

Vape elektrik atau rokok elektrik mulai memiliki banyak peminat karena umumnya dianggap kurang berbahaya daripada merokok dengan tembakau dan sering digunakan sebagai alat untuk membantu berhenti merokok.

Bentuknya yang mudah dibawa, baterai yang memudahkan, dan pilihan cairan pengganti tembakau pada rokok yang relatif lebih murah.

Tercatat jika Indonesia menjadi negara yang menjadi konsumen terbanyak rokok dan vape yaitu sebanyak 25% pengguna. 

Belum lagi penawaran berbagai macam liquid yang lebih beragam dari rokok, membuat vape lebih diminati.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan