Apakah Anak-Anak Bisa Mengalami Skizofrenia? Berikut Penjelasannya

ilustrasi -klikdokter-

JAMBIKORAN.COM - Skizofrenia sering kali dialami oleh orang dewasa, tetapi gejalanya biasanya muncul setelah masa pubertas, dengan banyak orang didiagnosis pada akhir masa remaja hingga awal usia 30-an.

Meski demikian, kondisi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yang dikenal sebagai skizofrenia pediatrik, dengan gejala yang muncul sebelum usia 13 tahun.

Menurut Cleveland Clinic, skizofrenia pada anak-anak adalah gangguan mental yang sangat langka dan parah, yang mengakibatkan persepsi yang tidak normal terhadap realitas sejak usia dini.

Mengutip Mayo Clinic, skizofrenia pada anak-anak mirip dengan yang terjadi pada orang dewasa, namun dimulai lebih awal, sering kali di masa remaja.

BACA JUGA:Ini Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas

BACA JUGA:Kasus ISPA di Kota Jambi Stabil di Tengah Musim Kemarau, Dinkes Imbau Warga Tetap Waspada

Gangguan ini memengaruhi cara berpikir, perilaku, dan kontrol emosi, serta dapat melibatkan delusi, halusinasi, atau bicara yang tidak teratur, sehingga mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi secara normal.

Gejala pada anak-anak bisa lebih sulit dikenali, namun beberapa tanda awal yang mungkin terlihat meliputi:

masalah dengan berpikir dan penalaran, ucapan yang aneh, menarik diri dari teman dan keluarga, kesulitan tidur, menurunnya motivasi yang terlihat dari penurunan prestasi akademik, kesulitan melakukan tugas sehari-hari seperti mandi atau berpakaian, perilaku agresif atau kekerasan, penggunaan obat-obatan terlarang, mudah tersinggung atau depresi, emosi yang tidak sesuai dengan situasi, dan kecurigaan yang berlebihan terhadap orang lain.

Seiring berjalannya waktu, gejala skizofrenia pada anak-anak dapat berkembang menjadi lebih khas, termasuk delusi, halusinasi, pemikiran yang tidak teratur, perilaku motorik yang tidak teratur atau aneh, serta gejala negatif seperti kurangnya ekspresi wajah, suara datar tanpa emosi, dan kurangnya motivasi.

Delusi adalah keyakinan yang salah dan tidak berdasarkan kenyataan, sementara halusinasi adalah pengalaman melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada.

Pemikiran yang tidak teratur sering terlihat dari ucapan yang tidak koheren dan jawaban yang tidak terkait ketika ditanya.

Perilaku motorik yang tidak normal bisa melibatkan respons yang tidak sesuai, postur yang aneh, dan gerakan berlebihan yang tidak berguna.

Gejala negatif mencerminkan hilangnya kemampuan anak untuk melakukan aktivitas yang biasanya mereka nikmati.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan