BACA JUGA:Tim Bulu Tangkis Indonesia Kembali ke Tanah Air Setelah Piala Thomas dan Uber 2024
Melihat pemandangan tersebut, ia membeli panti usahan tersebut dengan biaya berangkat hajinya.
Bahar mengubur impian tersebut, dan ikhla membeli panti asuhan agar anak-anak tetap mempunyai tempat tinggal. Setiap harinya bahkan Bahar memberikan makannan kepada anak-anak panti.
Ketika umur Bahar sudah tak lagi muda, ia jatuh sakit. Banyak penduduk datang menjenguknya, rumah makan tersebut ia percayakan kepada dua anak panti yang ia rekrut dulu. Pengurus masjid menjenguk Bahar. Ia meninggal di kampung tersebut.
Kahar, Baso, dan Hasan yang sampai di tenpat terakhir Bahar merantau. Menemukan potongan terakhir dari kisah Bahar, membuat mereka terharu dengan perjalanan hidup Bahar. Yang mereka dengarkan dari orang-orang yang pernah menjadi bagian dari hidup Bahar.
Bahar menunaikan janjinya dengan Sang Pencipta, ia kembali dan pulang sesuai janjinya ketika sebelum lahir. Di mana dan kapan ia akan meninggal. Semua Janji Bahar sudah ia penuhi.
BACA JUGA:Diprediksi Suhu Panas di Indonesia Hingga Agustus 2024, Begini Penjelasan BMKG
BACA JUGA:Ternyata Mudah! Resep Bandeng Presto Khas Semarang
Janji, itulah salah satu alasan novel tersebut berjudul Janji. Tak hanya menunaikan janji kepada manusia, namun juga dengan Sang Pencipta. Novel ini banyak memberikan pelajaran hidup kepada pembaca. Bahwa tak semua hal harus kita sesali, ada banyak hal yang bisa kita ikhlaskan dan kita jalani sepenuh hati, selalua akan ada hikmah di balik semua yang terjadi. Tepatilah janji kepada siapapun yang kita janjikan.
Untuk tiga sekawan, mereka pulang ke pondok pesantren dan menceritakan hal tersebut. Mereka memutuskan mengurung niat untuk keluar dari pondok setelah medengar kisah Bahar.(*)