JAMBIKORAN.COM - Perdana Menteri Slovenia Robert Golob menyatakan, negaranya memulai prosedur untuk mengakui negara Palestina guna membantu mengakhiri kekerasan di Gaza.
"Kekejaman yang kita saksikan di Gaza setiap hari tidak dapat diterima dan harus dihentikan," kata Golob, Kamis 9 Mei 2024.
Pemerintah koalisi di Slovenia, yang terdiri dari tiga partai kiri-tengah, bersatu dalam rencana untuk mengakui negara Palestina.
Golob menambahkan, dia berharap negara-negara lain akan mengikuti langkah Slovenia.
BACA JUGA:Jangan Salah Kaprah, Ini Dia Perbedaan Aset dan Liabilitas
Pemerintah Slovenia akan mengajukan surat permohonan resmi kepada parlemen untuk mengakui Palestina selambat-lambatnya pada 13 Juni 2024.
"Saya gembira bahwa pemerintah telah mengambil langkah yang tegas dan tidak dapat dibatalkan dalam proses pengakuan Palestina," kata Menteri Luar Negeri Slovenia Tanja Fajon media sosial X.
"Dengan demikian, Slovenia mengirimkan pesan yang jelas mengenai urgensi perdamaian Timur Tengah dan solusi dua negara," ujarnya.
Sedikitnya 100 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Ljubljana melakukan protes di area kampus, pada Kamis.
BACA JUGA:Tragis! Ibu di Garut Tewas Dibunuh, Anak Korban Luka Berat, dan Motor Dicuri
BACA JUGA:Terungkap Motif Pembunuhan Kakek di Garut, Dua Pria Terancam Hukuman Mati
Para mahasiswa mendesak pihak universitas untuk mengeluarkan kecaman terhadap genosida di Gaza, dan mengakhiri kerja sama apa pun dengan Universitas Bar Ilan di Israel.
Slovenia, anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada akhir Maret mengeluarkan pernyataan bersama dengan Spanyol, Malta, dan Irlandia bahwa negara-negara tersebut siap untuk mengakui negara Palestina jika situasinya tepat. (*)