Namun sebaliknya, La Nina berdampak pada curah hujan tinggi sehingga banyak tempat penampungan air yang dimungkinkan untuk perkembangan vektor Aedes sp.
Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan langkah pencegahan agar tidak terjangkit DBD.
Untuk mencegah serangan nyamuk ini meluas, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan.
Mulai dari gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M (menutup, mengubur, dan mendaur ulang tempat penampungan udara) hingga Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).
BACA JUGA:Kasus DBD di Tebo Meningkat
BACA JUGA:Hati-Hati! Ratusan Orang Meninggal Akibat DBD
Selain itu,untuk pencegahan DBD yang sering dilakukan adalah metode fogging.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menilai fogging saat ini masih efektif membasmi nyamuk.
Sehingga, populasi nyamuk dengan cepat menurun.
Fogging atau pengasapan dilakukan sebagai salah satu metode pengendalian faktor penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
“Fogging efektif sebagai upaya penanggulangan saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) di suatu daerah, yakni ketika populasi nyamuk dewasa sedang tinggi,” ucapnya.
BACA JUGA:Kena DBD, Putri Tora Sudiro Dirawat di Rumah Sakit
BACA JUGA:Kasus DBD Meningkat,DPR Singgung Penelitian Nyamuk Wolbachia dan Kebutuhan Vaksin
Kendati demikian, perlu diperhatikan bahan aktif insektisida yang digunakan apakah masih rentan digunakan atau resisten.
Selain itu, metode ini hanya dapat dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak kelurahan, kecamatan, hingga puskesmas.
Imran menyarankan waktu yang tepat untuk melakukan pengasapan ini, di mana nyamuk Aedes aegypti tengah beraktivitas.