JAMBIKORAN.COM - Tercatat sekitar 39 pengungsi Palestina meninggal akibat serangan udara Israel ke sebuah sekolah di Jalur Gaza bagian tengah.
Sekolah tersebut menampung ribuan pengungsi di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah.
Otoritas media pemerintah Gaza menyatakan, serangan pasukan Israel terhadap sekolah milik badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA itu turut menyebabkan puluhan warga lainnya cedera.
Otoritas tersebut menyatakan, "pembantaian" tanpa henti Israel di Jalur Gaza semakin membuktikan Israel tengah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
BACA JUGA:Israel Panggil 50.000 Tentara Cadangan untuk Hadapi Hizbullah
BACA JUGA:AS Tunggu Tanggapan Hamas atas Usulan Gencatan Senjata di Gaza
Pejabat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa turut mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut menewaskan 39 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Jumlah korban tersebut kemungkinan besar bertambah karena masih ada korban-korban lain yang belum dievakuasi ke rumah sakit.
Sementara, militer Israel mengakui bahwa pihaknya benar melancarkan serangan udara ke sekolah UNRWA di kamp pengungsi Nuseirat.
Tentara negara Zionis itu mengeklaim bahwa serangan tersebut diarahkan kepada pejuang Hamas yang "bersembunyi" di dalam sekolah itu.
BACA JUGA:Garin Nugroho Hadirkan Pesona Bali 1930-an dalam Film Bisu 'Samsara'
BACA JUGA:Jenis Sapi Potong Terbaik untuk Kurban Tahun 2024
Agresi Israel ke Jalur Gaza yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 36.600 warga sipil, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 83.000 jiwa.
Menurut PBB, serangan Israel itu menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggalnya, 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur, serta menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah.
Dalam putusan terbarunya, Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan agresinya ke kota Rafah di Gaza selatan, tempat lebih dari satu juta warga sipil mengungsi dari perang.