"Itu urusan kalian, kami ingin anak kami sekolah di sini," timpalnya.
BACA JUGA:Masih Ada Naturalisasi Pesepak Bola Untuk Timnas Indonesia
BACA JUGA:MotoGP Akan Rayakan 75 Tahun di Silverstone dengan Livery Retro Unik
Hingga pukul 17.30, para wali murid dan pihak penggugat, yang diwakili salah satu ahli waris, bernama Nuh, tak menemukan titik temu.
Bahkan, Nuh sempat terbawa emosi dengan berusaha menutup pagar sekolah dan hendak menggemboknya.
"Ayo siapa yang melawan, sini. Saya 30 tahun jadi tentara, nyumbang nyawa sana sini, mana tadi yang mau melawan," kesal Nuh, di hadapan para wali murid.
Camat Kotabaru, Jauharul Ikhsan yang juga berada di lokasi mengaku menyayangkan hal itu. Kata dia, pada pertemuan sebelumnya, permintaan wali murid untuk pelaksanaan terima rapor telah dipenuhi.
BACA JUGA:Lama Baru
BACA JUGA:Menpora Dito Ariotedjo: Naturalisasi Tetap Jadi Andalan untuk Perkuat Timnas Indonesia
"Kan sudah dipenuhi ibu-ibu, terima raport nya di sekolah. Tapi kok sore ini (kemarin,red) masih aksi," tanya di hadapan para wali murid.
Senada juga dikatakan Lurah Kenali Asam, Halilludin. Dia meminta agar, para wali murid dapat membubarkan diri dan tak melakukan hal yang sama di kemudian hari.
"Kami Lurah dan Camat tetap bela ibu-ibu, kemarin kan sudah ada hasil rapatnya, jadi jangan aksi lagi," pintanya. Tak berselang lama, akhirnya membubarkan diri, dan pagar SDN 212 Kota Jambi digembok pihak penggugat.
Sementara pagi harinya, para pelajar SDN 212 Kota Jambi menerima lapor di sekolah tersebut.(zen)