Maka, mumpung di Amerika saya memeriksakan kembali DNA saya. Waktu itu perjalanan saya sudah sampai di Los Angeles. Tapi masih akan tiga hari di San Fransisco. Masih sempat untuk memeriksakan DNA.
BACA JUGA:Sri: Minggu Pertama Harus Selesai, Progres Proyek SPALD-T di Kota Jambi
BACA JUGA:Dewan Muaro Jambi Gelar Paripurna Pendapat Akhir Fraksi
Caranya: saya buka Apps milik perusahaan pemeriksa DNA. Lalu mendaftar. Bayar 100 dolar. Tarifnya ternyata masih sama dengan 20 tahun lalu. Berarti tidak pernah ada kenaikan tarif: 20 tahun lalu pun 100 dolar.
Setelah bayar 100 dolar itu muncul penjelasan: saya bisa mengambil tabung yang dikirim perusahaan itu di salah satu agennya di San Fransisco. Itulah tabung untuk menampung air ludah saya.
Hari pertama di San Fransisco saya ke alamat yang dimaksud. Ternyata itu sebuah minimarket. Di salah satu dinding minimarket itu terpajang banyak kotak terkunci.
Begitu kami tiba di depan kotak itu kami klik di HP. Salah satu kotak itu membuka. Ada barang di dalamnya; tabung dalam amplop.
BACA JUGA:Bupati Romi Pimpin Pengukuhan Kades dan BPD, Perpanjangan Masa Jabatan di Tanjabtim
BACA JUGA:Lahan Sawah di Tanjabbar Terus Berkurang, Akibat Alih Fungsi Lahan
Amplop itu saya bawa ke tempat saya menginap. Saya pun meludah ke dalam tabung. Ukuran tabungnya sebesar tabung alat suntik.
Ada penanda warna merah di tabung itu. Kalau air ludah masih belum mencapai garis merah itu harus terus meludah.
Syarat untuk meludah: satu jam sebelumnya tidak boleh makan apa pun. Agar ludah tidak tercampur sisa makanan.
Setelah jumlah ludah mencukupi, saya harus menutup tabung itu. Harus rapat. Sampai terdengar bunyi klik.
BACA JUGA:Penggajian PPPK Bakal Jadi Beban
BACA JUGA:Interior Graha Siginjai Digarap, Percantik Tampilan Bagian Dalam Gedung
Bersamaan dengan bunyi klik itu penutup tabung berlubang: satu jenis cairan mengucur dari penutup tabung tersebut. Mengucur ke atas air ludah.