Berdasarkan analisis BMKG, wilayah-wilayah di Indonesia yang kemungkinan akan mengalami curah hujan di atas normal selama musim kemarau adalah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Sebagian besar masyarakat biasanya mengasosiasikan musim kemarau dengan cuaca panas dan kering.
Akan tetapi, prediksi BMKG memberikan gambaran yang berbeda, dimana terdapat potensi tinggi curah hujan di beberapa daerah tertentu.
Fenomena ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor cuaca global yang kompleks, seperti perubahan iklim dan pola sirkulasi udara.
Hujan di atas normal selama musim kemarau dapat berdampak pada berbagai sektor, seperti pertanian, transportasi, dan lingkungan hidup.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Manfaat Minum Teh Jahe Saat Cuaca Hujan, Yuk Simak!
BACA JUGA:Ini Dia 5 Inspirasi Gaya Busana saat Hujan
Di sektor pertanian, curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta merusak tanaman yang ada.
Sementara itu, di sektor transportasi, curah hujan yang tinggi juga dapat mengganggu aktivitas pengiriman barang dan mobilitas penduduk.
Dari segi lingkungan, curah hujan yang berlebihan dapat berpotensi menimbulkan bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Untuk menghadapi situasi ini, diperlukan kewaspadaan ekstra dari berbagai pihak, termasuk pemerintah untuk melakukan langkah-langkah mitigasi risiko dan penanggulangan bencana secara proaktif.
BACA JUGA:Cara Menjaga Kesehatan Kulit Kepala di Tengah Musim Hujan
BACA JUGA:Benarkah Hujan Bisa Bikin Sakit? Begini Penjelasannya
Masyarakat di wilayah-wilayah yang berpotensi akan mengalami curah hujan di atas normal perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi.
Selain itu, pemangku kepentingan terkait seperti petani dan nelayan juga perlu menyesuaikan praktik mereka agar dapat menghadapi situasi cuaca yang tidak biasa ini.(*)