Dia dan keluarga juga sempat merasakan sengatan panas setelah menghabiskan waktu di luar lebih banyak yang ditandai dengan kepala terasa berat, mual, keluar keringat dingin bahkan demam yang naik turun selama dua hingga tiga hari.
“Dua tahun lalu, saya juga merasakan leher yang memerah dan perih di bulan-bulan musim panas. Tapi, mostly kami sekeluarga mudik atau traveling agar tidak merana di rumah,” katanya.
BACA JUGA:10 Ramuan Alami untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh di Masa Cuaca Ekstrem
BACA JUGA:Sentra Gakumdu Antisipasi Pelanggaran Pemilu DI Empat Titik di Sumatera
Ibu satu anak itu mengaku musim panas saat delapan tahun lalu saat pertama kali dia ke Jepang tidak seekstrem tahun ini.
Demikian juga Izzah, WNi yang tinggal di Yokohama, mengaku musim panas tahun ini terasa menantang yang dipengaruhi juga pemanasan global yang berakibat musim semi yang bergeser serta berdampak pada musim hujan atau peralihan sehingga cuaca tak menentu.
“Suhunya enggak menentu, setelah hujan suhunya agak turun besoknya langsung naik drastis. Tahun ini beberapa kali merasa langsung pusing, sampai rumah enggak bisa ngapa-ngapain,” ujar diaspora yang sudah bermukim di Jepang selama enam tahun ini.
Suami Izzah yang merupakan warga Jepang juga merasakan cuaca ekstrem musim panas tahun ini.
“Dia juga sama, rasanya mau meleleh akhirnya kita berdua mageran (bermalas-malasan) aja gitu,” katanya.
Jepang mencatat suhu meroket hingga 40 derajat Celcius di Prefektur Shizuoka pada awal pekan Juli 2024.
BACA JUGA:Bawaslu: Badai Pasti Berlalu
BACA JUGA:Pemda Diimbau Realisasikan Anggaran Pilkada
Suhu ekstrem juga terjadi di beberapa wilayah, seperti Prefektur Gunma 39.8 derajat Celcius dan rata-rata 39 derajat di Prefektur Yamanashi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Jepang, rata-rata di wilayah Jepang suhu mencapai di atas 35 derajat Celcius, termasuk wilayah Kanto yang meliputi Tokyo, Chiba, Saitama dan Kanagawa.
Menurut data media setempat, 198 orang di Tokyo dilarikan ke rumah sakit akibat terkena serangan panas.
Pemerintah Indonesia melalui KBRI Tokyo juga mengimbau WNI untuk menjaga kesehatan selama musim panas di Jepang dengan menggunakan payung atau topi, banyak minum air putih, mengenakan pakaian longgar dan aplikasikan tabir surya.(*)