JAMBIKORAN.COM - Peningkatan yang luar biasa dalam jumlah populasi burung migran terjadi di Cagar Alam Nasional Lahan Basah Heihe di Provinsi Gansu, China barat laut.
Peningkatan ini terjadi berkat penerapan langkah-langkah konservasi ekologis yang makin ditingkatkan.
Dalam populasi burug migran tersebut juga terdapat burung bangau hitam yang terancam punah.
Data terbaru dari biro manajemen cagar alam tersebut menunjukkan bahwa 82 sarang bangau hitam ditemukan di Kota Zhangye, 32 di antaranya merupakan sarang aktif yang dihuni untuk berkembang biak.
BACA JUGA:Netflix Rilis Trailer Resmi 'Emily in Paris Season 4', Tayang Mulai 15 Agustus 2024
BACA JUGA:Russo Brothers Siap Kembali ke Marvel dengan Dua Film Baru 'Avengers'
Tahun ini, 27 anakan bangau hitam telah berhasil tumbuh menjadi burung dewasa, meningkat empat sarang dibandingkan tahun sebelumnya.
"Bangau hitam sangat selektif dalam memilih habitatnya, terutama perairan tempatnya mencari makan," kata Shan Guofeng, seorang petugas khusus dari biro manajemen cagar alam tersebut.
"Perkembangbiakan mereka yang stabil di lahan basah Heihe merupakan bukti dampak positif dari upaya perlindungan lingkungan kami. Sungguh menyenangkan melihat kerja keras kami membuahkan hasil." tambahnya.
Cagar alam yang terletak di jalur migrasi Asia Tengah ini memiliki peran penting sebagai tempat persinggahan dan suaka bagi berbagai jenis burung, serta merupakan salah satu dari tiga koridor utama migrasi burung di China.
BACA JUGA:Redmi Pad Pro Resmi Diluncurkan Hari Ini, Berapa Harganya?
BACA JUGA:Ini 3 Fakta Menarik Film Deadpool & Wolverine
Kawasan ini menjadi rumah bagi populasi bangau hitam yang cukup signifikan, baik yang sedang berkembang biak maupun yang bermigrasi, sehingga menjadi tempat ideal untuk penelitian mengenai perkembangbiakan dan habitat burung langka tersebut.
Berkomitmen untuk memahami lebih dalam tentang kebiasaan berkembang biak dan pola migrasi bangau hitam, Shan bersama timnya melakukan pemantauan yang cermat sejak 2021.
Rutinitas harian mereka mulai dari berjalan kaki sejauh rata-rata 15 kilometer, menghabiskan waktu 10 jam untuk melakukan pengamatan, dan mendokumentasikan catatan pengamatan secara cermat, dengan total lebih dari 10.000 foto telah diabadikan sejauh ini.