JAMBIKORAN.COM - Pasukan militer Israel pada Selasa, 30 Juli menyatakan bahwa mereka telah membunuh komandan militer tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan udara di Beirut.
Mereka mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan pembalasan atas serangan roket lintas perbatasan yang menewaskan 12 anak pada Sabtu, 27 Juli.
Hizbullah, kelompok militan dan partai politik Lebanon, tidak segera mengonfirmasi kondisi Shukr.
Sejumlah laporan media Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa serangan yang menargetkan Shukr tersebut gagal.
BACA JUGA:Warga Khan Yunis Kembali ke Rumah Mereka Setelah Penarikan Pasukan IDF
BACA JUGA:Diananda Choirunisa Amankan Tiket ke Babak 1/16 Olimpiade Paris 2024
"Malam ini, IDF (Pasukan Pertahanan Israel/Israel Defense Forces) melakukan serangan tertarget di Beirut, menewaskan Fuad Shukr, yang juga dikenal sebagai 'Sayyid Muhsan', komandan militer paling senior sekaligus kepala Unit Strategis Hizbullah," kata Juru Bicara IDF Daniel Hagari dalam konferensi pers di Tel Aviv.
Hagari mengatakan bahwa Shukr juga menjabat sebagai "tangan kanan" Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan merupakan penasihat Nasrallah untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi perang.
Dalam konferensi pers tersebut, IDF menyalahkan Shukr karena bertanggung jawab atas serangan roket mematikan pada Sabtu yang menghantam sebuah lapangan sepak bola di kota Druze, Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.
Komandan tersebut "bertanggung jawab atas sebagian besar persenjataan tercanggih Hizbullah, termasuk rudal berpemandu presisi, rudal jelajah, rudal antikapal, roket jarak jauh, dan UAV. Dia bertanggung jawab atas pengembangan kekuatan, perencanaan, dan pelaksanaan serangan teror terhadap Israel," kata IDF.
BACA JUGA:Indonesia U-20 Voli Putra Raih Peringkat Keempat di Kejuaraan AVC U-20
BACA JUGA:AS Roma Perkuat Lini Serang dengan Kehadiran Matias Soule dari Juventus
Ledakan hebat terdengar di ibu kota Lebanon pada Selasa malam waktu setempat, dan rekaman video di media sosial menunjukkan kehancuran massal sebuah bangunan tempat tinggal, dengan puing-puing berserakan di jalan.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut, dan mengatakan bahwa Lebanon mempertahankan haknya untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan guna mencegah agresi.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib menuturkan bahwa Lebanon akan mengajukan protes resmi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas serangan tersebut. (*)