JAMBIKORAN.COM - Saat ini cacar monyet tengah mengalami peningkatan kasus di Afrika berbeda dengan di Indonesia.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan infeksi RSCM dr Robert Sinto SpPD, K-PTI menerangkan,terdapat 3 strain besar mpox di dunia, yakni clade 1, clade 2a, dan clade 2b.
Clade 1 dan 2a banyak terjadi di Afrika, sedangkan clade 2b di Asia, termasuk Indonesia.
Kemudian muncullah clade 1b yang menjadi penyebab meningkatnya kasus mpox di Afrika akhir-akhir ini.
BACA JUGA:Vaksin Mpox Hanya di Berikan Kepada Kelompok Tertentu
BACA JUGA:WHO: Vaksinasi Terarah Lebih Efektif untuk Cacar Monyet/Mpox dari pada Vaksinasi Massal
Untuk jenis ini, masa penyembuhannya lebih lama dibanding clade dan fatalitasnya lebih tinggi dibanding clade 2b.
Sementara dari gejala, terdapat beberapa perbedaan dengan yang pertama kali ditemukan puluhan tahun lalu.
Salah satunya gejala awal yang muncul dengan kelainan di kulit.
"Kalau clade 2b, itu pada beberapa kasus termasuk di Indonesia, kita bisa mendapati pasien tanpa demam. Jadi datang (periksa) dengan ruam, kemerahan, bintil, tapi tidak ada demam sebelumnya," kata dr Sinto pada temu media daring Kemenkes, 18 Agustus 2024.
BACA JUGA:Wabah Cacar Monyet Mengguncang Uni Afrika, 17.000 Kasus dan 517 Kematian Dilaporkan
BACA JUGA:Ini Langkah Kemenkes Usai WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan
"Gejala ini agak menyimpang dengan cerita klasik mpox 1b yang dimulai dengan demam", lanjutnya.
"Jadi kalau clade 1B itu sangat rapi. Dimulai dengan demam dulu, belum ada ruam kulit sama sekali, kemudian 2-3 hari berikutnya baru muncul ruam kulit pertama," ujarnya.
Namun sebaliknya, clade 2b bisa terjadi ruam terlebih dahulu sebelum demam, bahkan tidak demam sama sekali.