Jakarta, JAMBIKORAN.COM– Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan pada perdagangan Jumat pagi, seiring dengan apresiasi dolar AS yang didorong oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang solid.
Pada awal perdagangan, rupiah tercatat melemah 35 poin atau 0,23 persen, menjadi Rp15.459 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.424 per dolar AS. Penurunan nilai tukar ini mencerminkan penguatan dolar AS yang didorong oleh hasil data ekonomi AS yang positif.
Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, penguatan dolar AS disebabkan oleh data terkini yang menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap solid meskipun suku bunga kebijakan Federal Reserve (Fed) tetap tinggi. Selain itu, pasar tenaga kerja di AS juga menunjukkan pelonggaran yang gradual. "Data Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal II-2024 menunjukkan pertumbuhan sebesar 3 persen secara kuartalan, meningkat dari 2,8 persen pada kuartal I-2024 dan 1,4 persen pada kuartal I-2023. Ini menegaskan bahwa ekonomi AS masih menunjukkan kinerja yang kuat," ujar Josua.
Selain itu, klaim pengangguran di AS turun sebesar 2.000 dari minggu sebelumnya menjadi 231.000 pada periode yang berakhir 24 Agustus 2024, mendekati ekspektasi pasar yang sebesar 232.000. Data ini juga memberikan dorongan positif bagi dolar AS.
Para investor kini mengalihkan perhatian mereka pada Indeks Harga Belanja Personal (PCE) yang akan dirilis pada hari Jumat. PCE adalah indikator inflasi utama yang diperhatikan oleh Fed dalam menentukan kebijakan moneternya di masa depan. Data ini akan menjadi faktor kunci dalam penilaian investor terhadap arah kebijakan moneter Fed.
Sementara itu, dolar AS juga menguat terhadap Euro setelah inflasi yang lebih rendah dari perkiraan di Jerman dan Spanyol meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh European Central Bank (ECB) pada September 2024.
Josua memproyeksikan bahwa hari ini rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.425 per dolar AS hingga Rp15.525 per dolar AS, seiring dengan dampak dari data ekonomi AS dan faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi pasar mata uang. (*)
Kategori :