JAMBI – Dalam beberapa hari terakhir, warga Kota Jambi merasakan suhu panas yang tidak biasa.
Kondisi ini tidak hanya terasa di siang hari, tetapi juga menyengat pada pagi dan malam hari.
Kepala BMKG Stasiun Jambi, Ibnu Sulistyono, menjelaskan bahwa, fenomena ini disebabkan oleh kombinasi peningkatan suhu udara dan perubahan musim. “Kondisi ini terjadi akibat pemanasan permukaan di beberapa wilayah, ditambah dengan kelembaban udara yang masih tinggi,” ungkapnya, kemarin.
Ia juga menambahkan, bahwa berkurangnya tutupan awan, akibat divergensi dari siklon tropis di sekitar Filipina.
Hal ini, semakin memperparah situasi ini dan menyebabkan suhu terus meningkat.
BACA JUGA:Hujatan Mengalir Deras
BACA JUGA:Tiga Anak Sempat Terlantar Ditinggal Pergi Ibu Demi Seorang Pria
Suhu tertinggi yang tercatat dalam beberapa hari terakhir mencapai 35 derajat Celsius.
Ibnu mengimbau, agar masyarakat tidak panik dan tetap tenang menghadapi perubahan cuaca ini.
“Kami mengingatkan bahwa kondisi ini bersifat sementara, dan masyarakat diminta untuk tetap waspada,” tambahnya.
Meskipun cuaca panas sedang melanda, BMKG memprediksi bahwa, dalam tiga hari ke depan, terutama hingga awal November 2024, akan ada potensi curah hujan dalam skala ringan hingga sedang.
Beberapa wilayah di Provinsi Jambi bahkan diperkirakan akan mengalami hujan dengan kategori lebat.
Ia juga menekankan, pentingnya masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG melalui media sosial dan saluran resmi lainnya.
“Kami akan terus memberikan pembaruan mengenai prakiraan cuaca dan iklim, agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik,” pungkasnya.
Dengan cuaca yang terus berubah, kesadaran dan kewaspadaan masyarakat menjadi kunci dalam menghadapi kondisi ini.
BMKG berkomitmen untuk terus memantau situasi dan memberikan informasi yang akurat serta tepat waktu.
Sebelumnya, Ibnu juga menyatakan bahwa, beberapa wilayah akan terdampak hujan dengan potensi curah sedang hingga lebat.
Yakni meliputi Kota Jambi, Kabupaten Tanjab Timur, Muaro Jambi, serta Kabupaten Tanjab Barat dan sebagian Kabupaten Sarolangun.
Dalam penjelasannya, Ibnu mengungkapkan bahwa, wilayah-wilayah tersebut berisiko tinggi mengalami hujan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.