DI tengah dinamika kehidupan yang serba cepat dan sering kali terlupakan oleh zaman, seorang pria asal Pulau Raman ini memilih untuk memulai sebuah misi yang mulia.
Ya, pria kelahiran Pulau Raman, 03 Maret 1979 ini telah mendirikan Rumah Quran Al-Barokah sejak tahun 2020 lalu. Atau saat di tengah pandemic Covid-19.
BACA JUGA:Bahas Ekonomi Biru Hingga Tanggul Laut
BACA JUGA:Pastikan Kementerian PANRB Akselerasi Program 100 Hari
Abdullah, pria yang saat ini menjabat sebagai personel Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jambi, bukan hanya dikenal sebagai sosok yang berprestasi dalam dunia kepolisian.
Dia, juga sebagai pelopor gerakan pendidikan agama untuk anak-anak di lingkungan sekitarnya.
Dari keberhasilan dalam karir kepolisian yang membanggakan, termasuk penghargaan sebagai "Pegawai Teladan" dari Dir Polairud serta Juara 1 dalam pelaporan SAI terbaik tahun 2013 dan 2014, Abdullah ternyata menyimpan kepedulian besar terhadap pendidikan, khususnya pendidikan agama di tengah pandemi COVID-19.
Abdullah Ketika dihubungi penulis mengaku, mendirikan Rumah Quran Al-Barokah pada awalnya, bukanlah sebuah keputusan yang mudah.
Di tengah situasi krisis akibat pandemi yang menyebabkan anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah, Abdullah merasakan adanya kekosongan dalam kegiatan belajar anak-anak di lingkungan sekitar.
“Anak-anak tidak bisa sekolah seperti biasa, hanya bermain di rumah. Saya berpikir, bagaimana cara supaya mereka tetap bisa belajar, terutama dalam membaca Al-Quran dan mendalami agama,” ujar Abdullah dengan penuh semangat.
Melihat banyaknya anak-anak yang masih buta aksara Al-Quran dan kurangnya pendidikan agama yang mendalam, Abdullah merasa terpanggil untuk mendirikan sebuah tempat.
Ya, di mana anak-anak bisa belajar mengenal huruf hijaiyah, mempelajari tahfiz, akidah, akhlak, doa-doa, dan tata cara sholat.
Rumah Quran Al-Barokah yang berlokasi di Jalan Sersan Anwar Bay Nomor 27, Kelurahan Simpang Rimbo, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Kini tempat tersebut, telah menjadi tempat bagi 42 santri untuk mengaji dan belajar agama. Keberadaan rumah Quran ini bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai upaya Abdullah dalam membentuk generasi Qurani yang berakhlak mulia.
Lanjut Abdullah, setiap hari ia dan pengajarnya membimbing anak-anak dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap Al-Quran dan ajaran Islam.
Kegiatan utama yang dilakukan di Rumah Quran Al-Barokah adalah mengenal huruf hijaiyah, tahfiz (hafalan Al-Quran), pelajaran akidah akhlak, serta doa-doa sehari-hari.
Lebih dari itu, santri di sini juga diajarkan tata cara sholat yang benar.
“Setiap anak yang datang ke sini diajarkan dengan penuh kasih sayang dan tanpa paksaan. Kami ingin mereka bisa memahami makna yang terkandung dalam setiap ayat Al-Quran, bukan hanya sekadar menghafalnya,” kata Abdullah yang terlihat begitu khusyuk saat menceritakan visi misi Rumah Quran Al-Barokah.
Namun, perjalanan Abdullah tidaklah mulus. Rumah Quran yang kini dipimpinnya masih menyewa tempat dengan biaya kontrakan yang cukup besar, yaitu Rp 16 juta per tahun.
Sedangkan kendala lainnya, adalah ketergantungan dana yang berasal dari SPP santri, yang tentu saja tidak selalu stabil. Sebagian dana juga berasal dari uang pribadi Abdullah.
“Biaya kontrakan cukup tinggi, sementara pendapatan dari SPP santri masih belum bisa menutupi semuanya. Saya berharap ke depan Rumah Quran ini bisa memiliki tempat yang tetap dan menghasilkan dana sendiri, sehingga kami bisa terus mengembangkan pendidikan ini tanpa terlalu bergantung pada sumbangan dan SPP,” ujar Abdullah dengan penuh harap.
Untuk itu, harapan Abdullah sangat jelas. Yakni, ingin menjadikan Rumah Quran Al-Barokah sebagai tempat yang tidak hanya mengajarkan anak-anak untuk menjadi pintar membaca Alquran.
Tetapi juga menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan memiliki karakter yang kuat. Abdullah bertekad untuk menjadikan Rumah Quran ini sebagai lembaga yang mandiri, dengan penghasilan yang berasal dari berbagai sumber lain, bukan hanya bergantung pada SPP dari para santri.
“Impian saya, semoga suatu saat nanti Rumah Quran ini bisa memiliki tempat yang lebih luas dan fasilitas yang lebih memadai. Kami juga ingin membuka peluang agar lebih banyak anak yang bisa belajar di sini tanpa terkendala biaya,” harapnya.
Abdullah juga menegaskan bahwa, pendidikan agama yang baik sangat penting bagi masa depan generasi muda. Sebagai seorang yang berkarir di kepolisian dan terlibat langsung dalam dunia keamanan, ia menyadari bahwa pendidikan karakter dan agama adalah pondasi yang kuat untuk membentuk bangsa yang maju dan beradab.
Abdullah adalah salah satu contoh nyata dari seorang individu yang tidak hanya berfokus pada karir pribadi, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.
Melalui Rumah Quran Al-Barokah, ia berharap dapat menciptakan generasi Qurani yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.
BACA JUGA:Rapat Paripurna Dalam Rangka HUT Kabupaten Kerinci Ke 66 Berlangsung Sukses
BACA JUGA:Diskominfo dan Bawaslu Muarojambi Teken MoU, Atasi Konten Negatif Jelang Pilkada
Dengan segala keterbatasan yang ada, Abdullah tetap bersemangat dan penuh harapan. Ia percaya bahwa dengan dukungan masyarakat dan doa yang tulus, Rumah Quran Al-Barokah akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama bagi generasi penerus bangsa.
Sementara itu, Dirpolairud Jambi, Kombes Pol Agus Tri Waluyo menegaskan pentingnya inovasi dan dedikasi dalam tugas kepolisian.
“Penghargaan kami berikan untuk mendorong semangat kreativitas dan menjadi inspirasi bagi seluruh personel. Kami berkomitmen untuk terus menilai kinerja dan memberikan reward bagi mereka yang berprestasi, serta tindakan tegas bagi pelanggaran disiplin,” ujarnya.
Pemberian penghargaan ini tidak hanya sekadar pengakuan, tetapi juga sebagai motivasi bagi seluruh anggota Polri untuk berkontribusi lebih baik di masyarakat.(*)