2. Diabetes
Mie instan terbuat dari maida. Maida merupakan olahan tepung terigu yang telah mengalami proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan.
Maida yang terkandung pada mie instan hanya bahan tambahan yang tidak memiliki kandungan nutrisi apa pun selain kaya rasa. Selain itu, maida juga memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga konsumsi maida dapat meningkatkan gula darah Anda.
Saat mengkonsumsi maida, pankreas akan melepaskan insulin dengan segera untuk mencernanya, yang seharusnya membutuhkan waktu. Kondisi ini dapat memicu pembengkakan hingga berpotensi terkena penyakit diabetes tipe 2.
BACA JUGA:Bahaya Mencium Bayi setelah Merokok
BACA JUGA:Bahaya Kurang Tidur setelah Melahirkan
3. Meningkatnya risiko penyakit liver
Makanan yang melalui proses pengolahan panjang seperti mie instan mengandung pengawet dan zat aditif yang bila dikonsumsi terlalu banyak akan menekan kerja organ hati (liver) karena sulit diuraikan.
Bila terus dibiarkan, organ hati bisa kewalahan lalu menimbun lemak berlebih dalam selnya sendiri. Akibatnya, lemak yang menumpuk akan menimbulkan kerusakan pada liver.
Fungsi hati yang terganggu juga dapat menyebabkan retensi air serta pembengkakan.
4. Obesitas
Tak hanya penyakit sindrom metabolik, terlalu banyak mengonsumsi mie instan juga dapat berujung pada kondisi obesitas.
BACA JUGA:Waspada Kecanduan Gedget Bagi Anak Milenial
BACA JUGA: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrim
Perlu Anda ketahui, satu bungkus mie instan rata-rata mengandung 14 gram lemak jenuh. Angka ini sudah memakan sekitar 40% dari kebutuhan harian Anda.
Selain itu, mie instan juga memiliki kalori yang tinggi. Meski mengenyangkan, nilai gizi yang masuk ke dalam tubuh hanyalah sedikit dan tak sebanding dengan kalorinya.