Atas dasar itu pula Prabowo Subianto dalam amanahnya sebagai seorang Kepala Negara berusaha memelihara hubungan baik dengan seluruh kekuatan di dunia, dengan memenuhi undangan kehormatan dari sejumlah kepala negara.
Semua negara yang didatangi Prabowo, tentu saja menghargai pilihan politik bebas aktif Indonesia tersebut.
Dalam kunjungannya ke Peru menghadiri KTT APEC 2024, Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya kolaborasi antar semua pihak untuk mewujudkan kemakmuran bersama.
Saat berbicara dalam forum APEC CEO Summit 2024 di sela KTT APEC 2024 Peru, Kepala Negara menekankan optimismenya bahwa meskipun saat ini dunia sedang mengalami ketegangan geopolitik, namun demi kepentingan kemanusiaan Prabowo percaya para pemimpin negara-negara besar di dunia, pada analisa terakhir, akan selalu memilih jalan untuk kebaikan bersama.
Rivalitas tentu akan terus menjadi sebuah sejarah, dan akan selalu ada persaingan di dunia. Namun saat ini dunia seolah menjadi lebih kecil dengan munculnya berbagai terobosan teknologi.
Terobosan-terobosan teknologi yang luar biasa itu menuntut para pemimpin untuk lebih bijak, lebih sabar, dan lebih akomodatif.
Sebab kekuatan teknologi selain dapat membawa kemajuan yang signifikan bagi kehidupan manusia, juga dapat menghancurkan kehidupan manusia dengan sangat cepat.
Oleh sebab itu Presiden Prabowo mengedepankan jalur kolaborasi, keterlibatan, komunikasi, serta negosiasi.
Negosiasi sendiri pada gilirannya akan membawa kemakmuran bagi seluruh bangsa. Sebab kemakmuran hanya bisa datang dari adanya perdamaian, dan perdamaian bisa dicapai dengan adanya pemahaman. Sedangkan pemahaman sendiri muncul karena adanya keterlibatan semua pihak untuk bernegosiasi.
Kini di tengah jalan kolaborasi itu, tinggal bagaimana Indonesia dapat menjaga posisinya sebagai negara yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa atau kelompok lain—atau dalam kalimat lugas yang pernah disampaikan Prabowo, “Indonesia tidak mau menjadi kacung bangsa lain.”
Kolaborasi kabinet
Jalan kolaborasi juga ditempuh Presiden Prabowo di dalam kabinet.
Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto diisi oleh kolaborasi berbagai kekuatan politik.
Hampir seluruh perwakilan partai yang ada di parlemen mengemban peran dalam susunan Kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo Subianto.
Prabowo juga melibatkan banyak generasi muda terbaik bangsa masuk dalam kabinet, termasuk juga tokoh-tokoh partai-partai non-parlemen.
Jalan kolaborasi di kabinet merupakan langkah tepat yang dapat ditempuh, asalkan diiringi dengan ketegasan Presiden Prabowo Subianto selaku pemegang mandat rakyat dalam memimpin jajarannya.
Beruntung, ketegasan itu sudah ditunjukkan Prabowo Subianto sejak awal dirinya dilantik. Dalam arahannya pada sidang kabinet paripurna perdana, akhir Oktober 2024 lalu, Prabowo menyampaikan dengan jelas dan tegas terkait batasan yang mesti dipegang teguh dalam kabinet.
Kepala Negara berpesan, semua kekuatan politik yang ada dalam kabinet tentu memiliki kepentingan politiknya masing-masing, namun ketika sudah berbicara tentang bangsa dan negara, seluruh anggota kabinet dan pemerintahan harus menyepakati kepentingan nasional.
Kerja-kerja pemerintahan juga digenjot Prabowo dengan sistem gotong-royong. Ia tidak mendelegasikan satu tugas tertentu kepada menteri tertentu. Semua wajib bekerja sama.
Program mewujudkan swasembada pangan misalnya. Tugas itu dipikul bersama antara kementerian terkait, dengan koordinasi yang jelas.
Mulai dari program cetak sawah hingga intensifikasi lahan semua dilakukan bersama. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Begitu pula dengan program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu strategi vital pemerintah dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul di masa depan.