Nelayan Selalu Kesulitan Mendapatkan BBM, Kuota Terbatas Tak Sesuai Jumlah Pelaut

Minggu 16 Mar 2025 - 16:25 WIB
Reporter : Harpandi
Editor : Surya Elviza

MUARASABAK – Keluhan masyarakat Kabupaten Tanjab Timur yang beroperasi sebagai nelayan tradisional seakan tiada habisnya.

Pasalnya, ribuan masyarakat yang menggantung kebutuhan hidup sehari-hari dari hasil tangkapan laut ini sudah cukup lama terbebani dengan sulitnya mendapatkan solar untuk bahan bakar kapal pompong yang biasa meraka gunakan untuk melaut.

Hal ini dikarenakan, keterbatasan pasokan BBM tersebut untuk Kabupaten Tanjab Timur dengan kuota yang tidak sebanding dengan jumlah nelayan yang ada.

Kepala Dinas Perikanan Tanjab Timur, Hendri, mengungkapkan bahwa kelangkaan solar bagi nelayan disebabkan oleh kuota yang diberikan Pertamina melalui Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjab Timur tidak mencukupi sesuai dengan jumlah armada yang ada.

BACA JUGA:Sekda Budhi Hartono Hadiri Penyusunan DPA ATM, Di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Muaro Jambi

BACA JUGA:Wakil Bupati Jun Mahir Tunaikan Zakat di Baznas Muaro Jambi, Ajak ASN Bayar Zakat di Baznas

"Dalam satu bulan, pasokan solar yang tersedia hanya 200 ribu liter, sementara jumlah kapal nelayan di Tanjab Timur mencapai 5.400 unit. Tentu ini sangat tidak seimbang, sehingga nelayan terpaksa membeli solar eceran dengan harga yang lebih tinggi," ungkapnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Pemkab Tanjab Timur melalui Dinas Perikanan setempat telah mengajukan permohonan resmi kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) agar kuota BBM jenis solar bagi nelayan bisa ditambah.

"Kami sudah menyurati pihak terkait dan berharap permohonan ini dapat segera terealisasi agar nelayan tidak terus-menerus kesulitan mendapatkan BBM," ucapnya.

Sementara itu, Sulaiman, pemilik SPDN di Kecamatan Kuala Jambi, juga berharap adanya penambahan kuota solar agar nelayan tidak perlu mencari BBM tambahan dengan harga lebih mahal di warung-warung eceran.

Selain itu, ia juga berharap keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) baru di Kecamatan Rasau tidak mengurangi jumlah kuota BBM yang selama ini dialokasikan ke SPDN miliknya.

"Saat ini, kekurangan BBM solar per bulan sekitar 5.000 liter. Ke depan, kami berharap ada penambahan kuota dari pihak Pertamina," ujarnya. (Pan/Viz)

 

Kategori :