JAMBI, JAMBIKORAN - Universitas Jambi (UNJA), melalui Fakultas Pertaniannya, resmi meluncurkan aplikasi inovatif bernama "Digisawit" (Sistem Informasi Korporasi Petani Sawit Digital Berkelanjutan).
Peluncuran ini bertujuan untuk memperkuat posisi petani sawit Jambi di pasar global, terutama dalam memenuhi standar keberlanjutan yang dipersyaratkan pasar Eropa.
Rektor UNJA, Prof. Helmi, menyampaikan bahwa aplikasi ini hadir sebagai jawaban atas tantangan utama yang selama ini dihadapi para petani sawit, seperti tingginya biaya produksi, keterbatasan akses pasar, dan rendahnya produktivitas kebun.
Digisawit dirancang sebagai platform terintegrasi yang mengelola kebun, produksi, dan pemasaran secara digital berbasis prinsip keberlanjutan dan ketelusuran (traceability).
BACA JUGA:Milad ke-7 Ponpes Arrahman, Wali Kota Jambi Dukung Penuh Pendidikan Santri Penghafal Quran
BACA JUGA:Ahli Konstruksi Sebut Pengawasan Proyek Lemah, Kebocoran Terowongan PLTA Kerinci Akibat Kualitas Tidak Bagus
“Aplikasi ini menjadi bukti nyata kehadiran UNJA dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, khususnya petani sawit. Ini adalah hasil riset yang didanai BPDPKS dan ditujukan untuk menekan angka kemiskinan ekstrem di wilayah Jambi,” ujar Prof. Helmi.
Menurut data, terdapat lebih dari 42.000 pekerja kebun sawit di Jambi yang terjebak dalam kemiskinan ekstrem akibat tidak memiliki lahan atau akses untuk membentuk kelompok tani.
Dengan Digisawit, diharapkan petani miskin dapat membentuk korporasi yang memungkinkan mereka mendapatkan akses pembiayaan dan pengelolaan lahan yang lebih baik.
Melalui situs resmi https://digisawit.com, para petani dapat mengelola kebun secara real-time dan memperkuat daya saing mereka melalui prinsip pertanian berkelanjutan.
BACA JUGA:10 Kebiasaan Buruk yang Picu Bau Mulut
BACA JUGA:Biji Pepaya Ternyata Ampuh Atasi Nyeri Otot dan Parasit Jahat
Dalam pengembangannya, Digisawit akan melibatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah daerah dan lembaga riset internasional.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Sudirman, menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi sangat mengapresiasi inisiatif UNJA ini, karena Digisawit dinilai dapat mengoptimalkan usaha tani, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperluas akses pasar dan sumber daya.
“Platform ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam merevitalisasi agribisnis sawit agar mampu bersaing secara global,” kata Sudirman.
Ia juga menambahkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi signifikan terhadap ekonomi daerah. Pada triwulan II tahun 2024, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat menyumbang 34,10 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jambi.
BACA JUGA:Tanaman-tanaman Ini Bisa Usir Rayap di Rumah
BACA JUGA:Tips Hindari Kesalahan Penggunaan Korset Pelangsing
Berdasarkan Sensus Pertanian 2023, komoditas kelapa sawit merupakan yang paling dominan di Provinsi Jambi. Dari total 565.489 unit usaha pertanian perorangan (UTP), sebanyak 271.702 UTP mengusahakan kelapa sawit.
Sekitar 85 persen UTP tersebut berada dalam subsektor perkebunan, dan lebih dari setengahnya fokus pada kelapa sawit.
Dengan hadirnya Digisawit, UNJA berharap dapat membuka lembaran baru dalam pengelolaan industri sawit yang inklusif, efisien, dan berorientasi pada keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan petani lokal. (*)