127 Pasien TBC di Awal 2025, Dinkes Lakukan Antisipasi

Rabu 09 Jul 2025 - 18:17 WIB
Reporter : Harpandi
Editor : Surya Elviza

MUARASABAK - Menjadi salah satu penyakit yang mematikan, membuat kasus Tuberkulosis atau TBC menjadi perhatian pemerintah pusat dan penanganannya juga terus dimaksimalkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Timur.

Bahkan, penanganan kasus TBC ini juga masuk dalam Asta Cita Presiden RI, yang mencakup upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat, termasuk pengendalian dan penanggulangan penyakit TBC. Program TBC menjadi prioritas utama dengan target mencapai Indonesia bebas TBC pada tahun 2030.

Menanggapi hal ini, Eko Purnomo, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab Timur saat diwawancarai terkait hal ini mengatakan, guna menanggapi Asta Cita Presiden RI terkait percepatan penanggulangan TBC, Pemkab Tanjab Timur sendiri telah membuat SK Tim Percepatan Penanggulangan TBC.

Untuk di Kabupaten Tanjab Timur saat ini telah ada 17 Puskesmas, 1 Rumah Sakit Tipe C dan 1 Rumah Akit Pratama, yang menjadi lokasi Fasilitas Kesehatan (Faskes) untuk melakukan deteksi dini terhadap pasien TBC ini.

BACA JUGA:Sejumlah Hewan Ternak Mati Mendadak, Disnakan Sarolangun : Tim Kami Turun ke Lokasi

BACA JUGA:Sekda Minta OPD Responsif

"Kita juga telah melakukan upaya deteksi dini di setiap Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang ada di kabupaten ini kepada masyarakat. Tujuannya agar kita bisa menemukan masyarakat yang mungkin terduga terjangkit penyakit TBC," ucapnya.

Dari data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjab, pada tahun 2024 yang lalu, dari terduga TBC yang telah dilakukan screening ada sebanyak 2.384 orang.

"Kemudian, dari jumlah tersebut, ditemukan yang positif TBC sebanyak 295 orang dan telah kita lakukan penanganan medis," ujarnya.

Sedangkan sampai semester I di tahun 2025 ini, capaian terduga TBC yang telah dilakukan screening awal ada sebanyak 1.149 orang.

"Dan dari hasil screening awal, ditemukan ada sebanyak 127 orang yang positif mengidap TBC," ungkap Eko Purnomo.

Dirinya juga menjelaskan, faktor penyebab penularan TBC ini diakibatkan adanya penularan dari pengidap sebelumnya ke orang lainnya.

Penyebaran TBC terjadi melalui udara ketika seseorang yang menderita TBC aktif batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi dan percikan cairan dari saluran pernapasan mereka terhirup oleh orang lain. 

Bakteri TBC, yang disebut Mycobacterium tuberculosis, dapat bertahan di udara dalam bentuk droplet atau partikel kecil yang terinfeksi. 

"Oleh karena itu, pengidap TBC ini harus melakukan etika batuk. Cara, jangan membuang dahak sembarangan dan untuk penderita TBC ini sebenernya harus menggunakan masker saat keluar rumah atau saat berinteraksi dengan seseorang, agar tidak menyebarkan," jelasnya.

Kategori :