JAMBI - Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam menanggulangi kemiskinan ekstrem di Indonesia melalui pendekatan pendidikan. Wujud nyata dari langkah ini adalah pendirian Sekolah Rakyat yang berlokasi Provinsi Jambi.
Sekolah ini menjadi harapan baru bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrim, agar mereka tidak hanya bisa bersekolah, tetapi juga mendapatkan kualitas pendidikan yang layak tanpa biaya sepersen pun.
Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 5 Jambi, Sudharmono, menjelaskan bahwa konsep sekolah ini tidak hanya sebatas memberi pendidikan formal, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral, kedisiplinan dan kemandirian.
Ia menyebutkan bahwa seluruh aspek penyelenggaraan sekolah, mulai dari kurikulum hingga fasilitas, telah dirancang untuk mendukung tumbuh kembang siswa secara menyeluruh.
BACA JUGA:40 Unit Angkot Masih Aktif Mayoritas Tak Berizin
BACA JUGA:Wakil Bupati Jun Mahir Buka Kejuaraan Bupati Cup E-Sport Berbakti 2025
“Untuk fasilitas, alhamdulillah sesuai dengan skema awal sudah terpenuhi semua. Meskipun masih ada hal-hal kecil yang perlu dibenahi,” kata Sudarmono, Selasa (15/7).
Secara umum, Sekolah Rakyat tersebut telah dilengkapi berbagai fasilitas utama seperti ruang guru, ruang belajar siswa, laboratorium, masjid, aula, hingga asrama.
Tak hanya itu, ia menjelaskan bahwa sekolah rakyat ini, menjadi berbeda dengan sekolah lainnya. Adapun yang membedakan Sekolah Rakyat dengan sekolah lain itu menurutnya dari segi pengelola dan sistem pendidikannya.
“Sebelum memasuki program akademik reguler, seluruh siswa terlebih dahulu mengikuti program persiapan selama 1 hingga 2 bulan. Ini membekali mereka dengan kesiapan dasar. Selain itu, tidak ada seleksi akademik dalam penerimaan siswa,” bebernya.
Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem khususnya dari kelompok desil 1 dan 2. Untuk tahap pertama, sekolah ini telah menampung 100 siswa.
“Laki-laki 48 orang dan perempuan 52 orang yang terbagi dalam empat rombongan belajar (rombel). Semua peserta didik berasal dari Kota Jambi,” ungkapnya.
Menariknya, sebanyak 17 pengajar berasal dari berbagai daerah, mulai dari Kota Jambi, Kerinci, Sungaipenuh, Sumatera Barat, Lampung, Indragiri Hilir, dan juga ada dari Pulau Jawa.
Menurutnya, program ini merupakan instruksi dan inisiatif Presiden RI, sebagai bagian dari strategi nasional untuk memutus rantai kemiskinan dan menciptakan generasi unggul menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Harapan kami sangat besar. Dengan sarana yang berkualitas, mudah-mudahan harapan itu bisa terwujud dan bisa nanti mendapat generasi emas 2045,” katanya.
Untuk diketahui, bahwa seluruh sarana tersebut disediakan secara gratis, termasuk kebutuhan pribadi siswa seperti pakaian, sepatu, hingga perlengkapan sekolah lainnya.
Adapun, biaya pendidikan dan kebutuhan siswa- siswi tersebut ditanggung penuh oleh pemerintah.
Di kesempatan berbeda, Dinas Sosial Kota Jambi menyebutkan siswa Sekolah Rakyat akan menjalani proses penilaian kompetensi dan bakat menggunakan sistem yang berbasis Akal Imitasi (AI) pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Kepala Dinas Sosial Kota Jambi Yunita Indrawati di Jambi, Selasa, mengatakan sebanyak 100 siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) menjalani pemeriksaan kesehatan.
Kemudian mereka melanjutkan proses penilaian kompetensi dan bakat menggunakan sistem yang berbasis AI, untuk mengetahui kemampuan siswa dengan pendekatan bersifat lebih pribadi saat masa pengenalan itu.
Masa pengenalan atau orientasi siswa Sekolah Rakyat membutuhkan waktu sekitar 15 hari. Lebih lama dari sekolah umum, karena seluruh tenaga kependidikan dan siswa benar-benar baru.
"Masa pengenalan siswa akan lebih lama dari sekolah reguler karena mereka harus beradaptasi dengan kondisi sekolah berasrama. Berinteraksi dengan disiplin baru, teman yang 24 jam bertemu dan aktivitas di luar jam belajar yang baru ditemui," kata Yunita.
Pemerintah Kota Jambi menyiapkan Sekolah Rakyat di Sentra Alyatama Jambi, untuk digunakan sebagai lokasi sementara, sembari menunggu usulan pembangunan permanen yang dicanangkan bertempat di kawasan Hutan Kota Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi selesai. (cr01/enn)