JAMBI, JAMBIKORAN.COM - Jembatan Gentala Arasy menjadi salah satu landmark paling ikonik di Kota Jambi.
Dibangun khusus untuk pejalan kaki, jembatan ini melintasi Sungai Batanghari dan menghubungkan kawasan bersejarah Tanggo Rajo dengan Menara Gentala Arasy di wilayah Jambi Seberang.
Memiliki bentuk unik yang berkelok menyerupai huruf "S", Gentala Arasy tercatat sebagai jembatan pedestrian pertama di Indonesia dengan desain seperti itu yang membentang di atas sungai.
Dengan panjang mencapai 503 meter dan lebar 4,5 meter, konstruksi jembatan ini menelan anggaran sekitar Rp 88,7 miliar dan dibangun selama tiga tahun anggaran, mulai 2012 hingga 2014.
BACA JUGA:Kabar Duka, Mpok Alpa Meninggal Dunia
BACA JUGA:Gerakan Pangan Murah Polresta Jambi Hadirkan Beras Murah untuk Warga
Peresmian jembatan dilakukan oleh Wakil Presiden RI saat itu, Jusuf Kalla, pada 28 Maret 2015.
Proyek ini merupakan inisiatif dari Gubernur Jambi kala itu, Hasan Basri Agus, sebagai bagian dari pengembangan kawasan budaya dan religi di Kota Jambi.
Nama "Gentala Arasy" memiliki makna yang dalam. Secara etimologis, berasal dari gabungan kata "genta" (suara lonceng), "tala" (keselarasan), dan "arasy" (langit), yang jika digabungkan berarti "suara yang harmonis dan menggema ke langit".
Nama ini merujuk pada fungsi menara Gentala Arasy yang mengeluarkan suara sebagai penanda waktu salat fardu bagi umat Muslim di sekitar kota.
BACA JUGA:Dibuka Laga Semen Padang Kontra Dewa United
BACA JUGA: Satu Tahun Kasus Pembunuhan Driver Maxim, Pelaku Masih Dirawat di RS Bhayangkara Jambi
Selain itu, nama tersebut juga merupakan singkatan dari "Genah Tanah Lahir Abdurrahman Sayoeti".
Dalam bahasa Melayu Jambi, "genah" berarti tempat, merujuk pada Jambi Kota Seberang sebagai kampung halaman Abdurrahman Sayoeti, Gubernur Jambi yang menjabat dari 1989 hingga 1999.
Jembatan Gentala Arasy kini tak hanya berfungsi sebagai penghubung dua sisi kota, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang sarat nilai sejarah, budaya, dan religi.