TIMOR TENGAH UTARA - Suasana perbatasan Indonesia–Timor Leste kembali memanas. Seorang warga Desa Inbate, Kecamatan Bikomi Nilulat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, tertembak.
Ia diterjang peluru saat berusaha mempertahankan patok batas negara yang diduga digeser aparat Timor Leste.
Peristiwa terjadi pada Senin (25/8) sekitar pukul 9.00 WITA di Tapal 36, Dusun Nino. Korban bernama Paulus Kaet Oki (58) mengalami luka tembak tembus di bahu kanan.
Ia segera dilarikan ke RSUD Kefamenanu dan kini dalam perawatan intensif.
BACA JUGA:Pengusutan Kasus Beras Oplosan Dihentikan Sementara
BACA JUGA:Tionghoa Sholehah
Kronologi bermula ketika 24 warga setempat mendapati aktivitas pembangunan patok batas baru yang dianggap bergeser 100–200 meter masuk ke wilayah Indonesia. Warga pun berusaha menghentikan pekerjaan tersebut.
Namun situasi berubah tegang saat tujuh anggota Unidade de Patrulhamento de Fronteira (UPF) Timor Leste datang dan melepaskan tembakan peringatan. Salah satu peluru justru mengenai Paulus.
Tim Inafis Polres TTU yang melakukan olah TKP menemukan delapan selongsong peluru dan satu proyektil senjata laras panjang.
“Kami masih mendalami kasus ini. Semua pihak diminta menahan diri agar situasi perbatasan tetap kondusif,” ujar Kapolres TTU AKBP I Gusti Putu Suastika.
Pasca perbatasan memanas, tak lama setelah insiden, aparat TNI dan Polri langsung turun tangan untuk meredam ketegangan.
Dandim 1618/TTU Letkol Arm Didit Prasetyo Purwanto memastikan keamanan tetap terkendali.
“Kehadiran pimpinan TNI-Polri di lokasi adalah bentuk respons cepat agar eskalasi tidak meluas. TNI-Polri solid menjaga kedaulatan NKRI sekaligus menyalurkan aspirasi masyarakat perbatasan,” tegasnya.
Dalam keterangan resmi Kodam IX/Udayana, aparat keamanan menyatakan penembakan yang dilakukan UPF tidak dapat dibenarkan dan masuk ranah kriminal. Kasus ini akan ditindaklanjuti lewat jalur hukum, serta dikoordinasikan dengan Atase Pertahanan Timor Leste. Insiden ini juga memicu reaksi keras dari Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena. Ia menuntut agar pemerintah Timor Leste menindak tegas aparat yang terlibat penembakan.
“Pelakunya harus segera ditangkap dan diproses hukum oleh pemerintah Timor Leste. Jangan sampai konflik ini berkepanjangan,” ujar Melki, Selasa (26/8).