JAMBI – Makan terburu-buru sering kali menjadi kebiasaan banyak orang, terutama saat dikejar waktu atau merasa terlalu lapar. Namun, pola makan seperti ini ternyata bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan, khususnya sistem pencernaan, bahkan meningkatkan risiko penyakit serius.
Dilansir dari Verywell Health, tubuh sebenarnya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak. Jika seseorang makan terlalu cepat, sinyal tersebut belum sempat muncul sehingga cenderung makan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Berikut beberapa risiko kesehatan yang bisa timbul akibat kebiasaan makan terlalu cepat:
BACA JUGA:MGPA Perkuat Pelatihan Respons Cepat Marshal Jelang MotoGP Mandalika 2025
BACA JUGA:Villarreal Tahan Imbang Juventus, 2-2 Lewat Gol Menit Akhir
1. Melewatkan sinyal kenyang
Tubuh bisa mengalami kelebihan asupan karena otak belum sempat menerima sinyal kenyang, sehingga meningkatkan risiko makan berlebih.
2. Gangguan pencernaan
Kurang mengunyah membuat sistem pencernaan bekerja lebih keras. Akibatnya, perut terasa kembung, begah, hingga nyeri, bahkan berpotensi memicu peradangan lambung dalam jangka panjang.
3. Risiko berat badan naik
Makan dengan cepat dapat meningkatkan jumlah kalori yang masuk tanpa disadari. Kebiasaan ini juga membuat seseorang lebih sering merasa lapar, sehingga berujung pada kenaikan berat badan.
4. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Penelitian menunjukkan, orang yang makan dalam waktu kurang dari 20 menit lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 karena tubuh kesulitan mengatur kadar gula darah.
Kebiasaan makan terlalu cepat bukan hanya soal kenyang lebih cepat, tetapi juga dapat merusak kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Para ahli menyarankan agar membiasakan diri makan dengan perlahan, mengunyah makanan dengan baik, serta memberi waktu bagi tubuh untuk merespons rasa kenyang.
Selain lebih sehat, menikmati makanan dengan tenang juga bisa menjadi bentuk sederhana dari self-care yang bermanfaat bagi tubuh.