JAMBI - Ratusan truk batubara, diparkirkan di jalan depan rumah dinas Gubernur Jambi. Ini adalah bentuk protes para sopir angkutan batu bara, imbas dari keluarnya instruksi gubernur Jambi, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan bersama, yang melarang truk batu bara melewati jalan umum.
Dalam kesepakatan bersama itu, batu bara harus melewati jalur sungai, sampai jalan khusus batu bara selesai dibangun.
Atas instruksi ini, sopir truk batu bara merasa dirugikan. Mereka kehilangan pendapatan, karena angkutan mereka tidak beroperasi.
Ribuan sopir, berorasi di depan rumah dinas Gubernur Jambi, di kawasan Kasang, Jambi Timur, atau di depan kawasan Tanggo Rajo. Mereka menuntut, jika memang tidak diperbolehkan melewati jalan umum, larangan itu harus merata. Tidak ada pengecualian bagi rute tertenti.
BACA JUGA:Gaza Rock
BACA JUGA:Tatap Gelar Champion dengan Mantap, SMAN 1 Kuala Tungkal Masuk Fantastic Four
Hapizul, salah satu sopir yang berasal dari Bangko, Kabupaten Merangin mengatakan, mereka akan menunggu di lokasi aksi unjuk rasa, sampai ada keputusan dari Gubernur Jambi.
"Kami ini dari Merangin, pakai dana sendiri kesini, tidak ada bantuan dana. Sampai ada keputusan, kami bakal menunggu di sini. Kalau masih belum dibuka (jalur jalan umum, red) kalau tutup, ya tutup semua. Jalur ke Padang tutup, ke Bengkulu tutup. Termasuk perusahaan, berhenti beroperasi," katanya.
Dia mengatakan, yang dirugikan saat ini adalah sopir. Karena mata pencaharian yang terhenti adalah sopir, sementara perusahaan meski lewat sungai, masih bisa mendapatkan keuntungan.
Senada dengan itu, Tursiman, Ketua KS Bara mengatakan, pihaknya mewakil para sopir angkutan batu bara, menuntut agar jalan dibuka kembali. Menurut dia, jika harus ditutup, harus tutup semua.
BACA JUGA:Tatap Gelar Champion dengan Mantap, SMAN 1 Kuala Tungkal Masuk Fantastic Four
BACA JUGA:Anies Rahasiakan Isi Obrolannya dengan Puan Usai Debat Ketiga
"Ini tidak menguntungkan masyarakat, perusahaan yang untung karena masih bisa menjual lewat jalur sungai," katanya.
Jika sopir harus kehilangan penghasilannya, lanjut Tursiman, maka perusahaan juga harus merasakan kesulitan yang dialami para sopir ini.
"Sopir menderita, sementara perusahaan masih untung. Masih bisa lewat sungai, yang ke Bengkulu juga masih bisa," tandasnya.
Buntut aksi sopir batubara demo di kawasan Rumah Dinas Gubernur Jambi, menyebabkan akses lalu lintas macet parah.
BACA JUGA:Prabowo Seharusnya Berpeluang Dapat Insentif Elektoral
BACA JUGA:Mahfud Tanggapi Data Anggaran Pertahanan Perlu Dibuka ke Publik
Terpantau kemacetan disinyalir adanya puluhan armada truk batu bara yang terparkir di area badan jalan Raden Ramuk, kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi.
Sementara itu, Kasat lantas Polresta Jambi Kompol Aulia Rahmad mengatakan, arus lalu lintas di kawasan rumah dinas Gubernur Jambi untuk sementara waktu ditutup, imbas adanya aksi demo yang dilakukan oleh para supir angkutan batubara tersebut.
"Ditutup jalan menuju kerumah dinas gubernur Jambi. Dikarenakan adanya aksi demo dari pengemudi truck batubara," kata Aulia, Senin 8 Januari 2024.
Hingga sore kemarin, polantas masih terus berjaga di sekitar lokasi dan melakukan penutupan jalan di depan hotel Wiltop mall WTC Jambi.
BACA JUGA:Pengamat: Anies Masih Menjadi Raja Debat dengan Seni Adu Argumen
BACA JUGA:Hati-hati,Berikut 7 Makanan yang Harus Dihindari Pada Malam Hari
"Personel akan berjaga sampai (demo) selesai semua," sebutnya.
Dia menambahkan, arus lalulintas untuk khususnta sepeda motor dan mobil Ambulance menuju rumah sakit Bhayangkara Jambi yang terletak di sebelah rumah tetap bisa dilalui.
"Sepeda motor dan Ambulance tetap bisa melintas," tandasnya. (enn/ira)