Namun, metode ini tidak selalu cocok untuk semua perilaku buruk. Misalnya, jika anak hanya menangis atau merengek, hal itu bisa diabaikan atau dialihkan dengan aktivitas positif seperti bermain atau bernyanyi.
BACA JUGA:Hamish Daud Umumkan Kabar Duka, Kakeknya Tutup Usia di 99 Tahun
BACA JUGA:Atta Halilintar Ingatkan Kris Dayanti dan Ashanty Soal Kebiasaan Makan Manis Ameena
Mengutip dari Raising Children, time out biasanya dilakukan di tempat yang tenang seperti pojok ruangan, lorong tanpa mainan, atau ruangan kosong.
Yang terpenting, anak bisa menenangkan diri sambil belajar mengendalikan emosinya.
Kapan Time Out Bisa Diterapkan?
Sebelum memutuskan untuk menggunakan time out, disarankan agar orang tua mencoba pendekatan lembut terlebih dahulu. Jika cara tersebut tidak berhasil, maka time out bisa menjadi pilihan.
BACA JUGA:Djokas Soroti Seleksi Direksi Tirta Mayang Tanpa Syarat Khusus
BACA JUGA:Tangani Ratusan Kasus Penyelamatan, Aksi Cepat Tanggap Damkar Kota Jambi
Beberapa kondisi yang tepat untuk menerapkan time out antara lain:
1. Ketika anak melakukan hal berbahaya
Misalnya berlari di jalan atau bermain dengan benda tajam. Time out bisa membantu anak memahami bahwa keselamatan adalah hal yang tidak bisa ditawar.
2. Ketika anak menyakiti orang lain
BACA JUGA:Tangani Ratusan Kasus Penyelamatan, Aksi Cepat Tanggap Damkar Kota Jambi
BACA JUGA:Penyebab Rambut Beruban di Usia Muda dan Cara Mencegahnya
Jika anak dengan sengaja memukul atau mendorong temannya, time out bisa membuatnya menyadari bahwa tindakannya salah dan tidak boleh diulangi.