KERINCI - Puluhan hektare tanaman padi warga di Kecamatan Air Hangat Timur, tepatnya di desa wilayah Desa Sungai Abu, Koto Tebat dan Kemantan Hilir, di serang hama tikus.
Sehingga petani mengaku gagal panen. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh petani, melainkan hanya pasrah dengan kondisi yang ada.
Mis, seorang petani Kemantan Hilir membenarkan bahwa, padi warga yang sudah panen diserang hama tikus. Sehingga petani merugi karena hasil panen berkurang.
"Padi sawah warga desa Kemantan Hilir saat ini di serang hama tikus," jelasnya.
BACA JUGA: Akhiri Masa Jabatannya sebagai Walikota Jambi Dua Periode, Syarif Fasha: Jaga Kekompakkan
Saat ini warga mengalami kerugian akibat diserang hama tikus ini. Sebelum ini, padi mengalami kekeringan dan saat ini saat padi sudah hampir panen diserang lagi hama tikus.
"Kami minta pemerintah untuk bisa memberikan perhatian terhadap keluhan kami petani," jelasnya.
Kejadian yang sama juga terjadi di sawah milik warga Sungai Abu. Padi yang siap panen diserang hama tikus. Abdurrahman seorang warga mengatakan, bahwa padi mereka juga diserang hama tikus.
"Ya, petani merugi tahun ini, hama tikus sedang menyerang padi petani, belum kelihatan ada petugas yang turun cek kondisi padi petani," kata Sumber koran ini.
BACA JUGA:Pelepasan Purna Bakti Walikota-Wakil Walikota Jambi, Maulana: Persaudaraan Itu Penting
Kepala Desa Kemantan Hilir, Nasriadi dikonfirmasi soal adanya keluhan petani soal padi diserang Hama tikus, dia mengatakan bahwa, drinya telah menyampaikan hal tersebut ke penyuluh pertanian.
"Kita sudah dapatkan laporan tersebut dan sudah kita sampaikan petugas juga sudah mengecek ke lapangan," jelasnya.
Sebelumnya, 160 hektare sawah di enam Kecamatan Kota Sungaipenuh mengalami kekeringan. Bahkan, 6 hektare sawah di Kecamatan Hamparan Rawang, dinyatakan terkena puso.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Sungaipenuh, Armen kepada Jambi Independent menjelaskan bahwa, hal ini akibat dari musim kemarau.
BACA JUGA:Kemenperin Perketat Impor Dukung Daya Saing Industri
"Untuk di Sungaipenuh terdapat 160 hektare yang terdampak fenomena iklim bencana alam. Terdapat 160 hektare kekeringan, mulai dari ringan, sedang hingga puso," jelasnya.
Dia menambahkan, bahwa 160 hektare yang terdampak kekeringan tersebar di enam kecamatan. Terdiri dari 126 hektare kekeringan ringan, kemudian 6 hektare fuso, dan 34 hektare kekeringan sedang.
"Di kecamatan Hamparan Rawang 95 hektare. Terdiri dari kekeringan ringan 57 hektare dan 32 hektare sedang, dan 6 hektare puso," ungkapnya.
Selanjutnya, di Kecamatan Kumun Debai 46 hektare. Terdiri dari kekeringan ringan 46 hektare, kemudian Koto Baru 3 hektare.
BACA JUGA:Airlangga: Industri Sawit Beri Kontribusi Ketahanan Pangan
Kemudian di Kecamatan Sungaipenuh 2 hektare, Tanah Kampung 7 hektare. Terdiri dari ringan 5 hektare dan sedang 2 hektare. Selanjutnya di Kecamatan Pesisir Bukit ada 7 hektare rusak ringan. (sap/zen)