Kinerja Pertumbuhan Ekonomi RI Relatif Kuat

Selasa 07 Nov 2023 - 21:12 WIB
Reporter : Jambi Independent
Editor : Edo Adri

Jakarta- Kementerian Keuangan menyatakan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif kuat di tengah meningkatnya risiko dan perlambatan ekonomi global.

Meski pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) melambat pada kuartal III-2023, menjadi 4,94 persen (year-on-year/yoy), namun capaian tersebut tetap menunjukkan kestabilan perekonomian Indonesia.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di tengah tantangan global. Hal ini menunjukkan APBN telah menjalankan fungsinya sebagai stabilisator dan shock absorber untuk melindungi masyarakat dengan baik,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu di Jakarta, Selasa.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi masyarakat tumbuh 5,1 persen yoy pada triwulan III-2023, didukung oleh daya beli yang terjaga dan inflasi terkendali. Kementerian Keuangan terus mengoptimalkan APBN untuk memberikan bantuan pangan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan memperkuat distribusi pasokan pangan.

BACA JUGA:Gibran Mengelak Disebut Sudah Masuk Partai Golkar

Selain itu, koordinasi pusat dan daerah melalui TPIP (Tim Pengendalian Inflasi Pusat) dan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas harga.

Konsumsi pemerintah terkontraksi menjadi 3,8 persen yoy akibat pergeseran pembayaran gaji ke-13. Namun, realisasi konsumsi pemerintah diharapkan memiliki multiplier effect yang lebih tinggi terhadap perekonomian.

Investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,8 persen yoy dengan konstruksi dan penjualan semen domestik yang kuat. Pada saat yang sama, pertumbuhan belanja modal pemerintah yang mencapai 32,4 persen yoy turut mendorong pertumbuhan barang modal bangunan.

Febrio mengatakan konektivitas yang semakin maju dan stabilitas perekonomian dalam negeri menjaga keyakinan pelaku usaha untuk berinvestasi.

BACA JUGA:MKMK Jatuhkan Sanksi Teguran Lisan

Ekspor barang dan jasa terkontraksi sebesar 4,3 persen yoy akibat pelemahan permintaan global. Meski pertumbuhan ekspor Indonesia secara nilai termoderasi, volume ekspor produk hilirisasi seperti ekspor besi baja dan ekspor nikel tumbuh kuat.

Oleh karena itu, keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam (SDA) diharapkan dapat semakin meningkatkan daya saing ekspor dan memperkuat posisi Indonesia di dalam peta perdagangan internasional.

Pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga turut mendorong perbaikan kondisi ketenagakerjaan Indonesia, tercermin pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang konsisten menurun hingga mencapai level 5,32 persen pada Agustus 2023, dari sebelumnya 5,86 persen pada Agustus 2022.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga meningkat menjadi sebesar 69,48 persen, level tertinggi sejak 1986. TPAK pada perempuan tercatat terus meningkat lebih tinggi dibanding laki-laki, menandakan perbaikan peningkatan kesempatan kerja pada perempuan.

BACA JUGA: Saldi Isra Tak Langgar Etik Soal Dissenting Opinion

Dari sisi sektoral, penciptaan lapangan kerja terjadi di hampir seluruh sektor, di mana sektor lapangan usaha pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan menjadi yang tertinggi dengan jumlah tenaga kerja mencapai 61,03 persen dari total pekerja.

Menurut Febrio, tren perlambatan global diperkirakan berlanjut, berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi di 2023. Untuk menjaga kinerja perekonomian, pemerintah meluncurkan paket kebijakan yang mencakup penebalan bansos untuk mitigasi dampak El Nino, percepatan penyaluran program KUR di tengah peningkatan suku bunga, serta kebijakan penguatan sektor perumahan.

“Ke depan, APBN akan terus dioptimalkan untuk melindungi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” ujar Febrio. (ANTARA)

Tags :
Kategori :

Terkait