Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi irit bicara ihwal wacana PDI Perjuangan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Menurut mantan Wali Kota Solo ini, hal tersebut sebaiknya ditanyakan langsung kepada pengurus partai.
"Ya ditanyakan saja pada beliau-beliau yang ada di PDI Perjuangan," ujar Jokowi setelah meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara Panglima Besar Soedirman dan 20 RS TNI di Bintaro, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, dikutip Minggu 25 Februari 2024.
Wacana PDI Perjuangan menjadi oposisi Prabowo-Gibran mengemuka setelah hasil hitung cepat (quick count) memperlihatkan pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu unggul atas lawan-lawannya.
BACA JUGA:PLN Siapkan Hidrogen Jadi Energi Alternatif, Untuk Kendaraan Masa Depan
BACA JUGA:Sederhana untuk Membuat Kulit Bersinar
Sebagaimana diketahui PDI Perjuangan berpisah jalan dengan Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2024.
PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud Md, sementara Jokowi menyokong anaknya Gibran, yang berpasangan dengan Prabowo.
PDIP Perjuangan kemudian memberikan sinyal partainya akan menjadi oposisi.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya berpengalaman 10 tahun berada di luar pemerintahan.
"Jadi, di dalam konstitusi kita, kita bukan sistem parlementer, tidak ada istilah oposisi. Dari pengalaman PDI Perjuangan 2004-2009, posisi saat itu 2004-2009 adalah berada di luar pemerintah. Ini adalah sistem pemerintahan yang kita bangun," kata Hasto.
BACA JUGA:Sederhana untuk Membuat Kulit Bersinar
BACA JUGA:Studi: Berpelukan dapat meringankan stres, Begini penjelasannya
Kendati berada di luar pemerintahan, Hasto mengatakan partainya saat itu mendukung kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat sekaligus membangun kemampuan bangsa ini secara agregat dan secara kolektif untuk kemajuan.
"Itu kami dukung. Tapi, ketika ada yang berbeda misalnya, impor beras yang merugikan kepentingan petani, nah di situ menyampaikan suatu sikapnya," ujar Hasto.