Palestina - Kencaman global terus meningkat pasca tragedi memilukan yang terjadi di Bundaran Nabulsi di Gaza, Palestina. Pasukan Israel menembaki warga Gaza ketika warga tersebut sedang mengerumuni truk-truk bantuan yang mengangkut makanan.
Sampai berita ini diturunkan, mengutip Aljazeera, Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya 112 orang tewas dan lebih dari 750 orang lainnya luka-luka atas serangan tersebut.
Atas kejadian berdarah yang memilukan itu, beberapa negara turut mengecam aksi pasukan israel tersebut. Diantaranya:
BACA JUGA:KPU dan Bawaslu Perlu Telusuri Kenaikan Drastis Suara PSI
BACA JUGA:Sukabumi di Guncang Gempa Berkekuatan 4,9 Magnitudo Tadi Sore
Prancis
Menteri Luar Negeri Prancis, Stephane Sejourne menyatakan bahwa negaranya tak akan menerapkan 'Standar Ganda' dalam konflik yang terjadi antara Israel dengan Palestina.
Pihaknya akan turun melakukan penyelidikan independen atas apa yang dilakukan oleh Israel.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa para pencari bantuan Palestina "menjadi sasaran tentara Israel" dan menyatakan "kecaman keras terhadap penembakan ini."
Palestina
Bereaksi terhadap insiden tersebut dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu "mengabaikan pembantaian di bundaran Nabulsi" dan mengatakan bahwa Netanyahu merupakan "wajah politik" dari Itamar Ben-Gvir, menteri keamanan nasional sayap kanan Israel.
China
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning mengatakan pada hari Jumat bahwa Beijing terkejut dengan insiden tersebut dan mengutuk keras pembunuhan tersebut.
"China mendesak pihak-pihak terkait, terutama Israel, untuk segera melakukan gencatan senjata dan mengakhiri pertempuran, dengan sungguh-sungguh melindungi keselamatan warga sipil, memastikan bantuan kemanusiaan dapat masuk dan menghindari bencana kemanusiaan yang lebih serius," kata Mao.
Bahkan ia menekankan, bahwa Israel wajib menghormati hukum internasional.