JAMBI - Duka mendalam menyelimuti keluarga Rusdianto, seorang driver Maxim yang ditemukan tewas dibunuh di daerah perkebunan PTPN VI Ness.
Hifzil, anak Rusdianto, menceritakan kronologi kejadian yang memilukan ini. Di mana, Selasa 9 April 2024, Rusdianto hendak menarik orderan Maxim, karena kantor APL tempatnya bekerja sedang libur.
Orderan tersebut diterima pada jam 11.24 WIB, dengan titik pengantaran di Mendalo.
Berdasarkan rekaman CCTV Jamtos, terlihat dua orang penumpang menaiki mobil Rusdianto.
BACA JUGA:Kunjungan Kerja Spesifik, SAH Pantau Persiapan Pilkada 2024
BACA JUGA:Pembunuh PSK Ditangkap
Namun, setibanya di Mendalo, penumpang tersebut mulai melancarkan aksinya dengan memutar-mutar Rusdianto. di kawasan Mendalo selama 4 jam.
Hifzil menduga orderan tersebut tidak bisa dibatalkan.
"Ayah saya tidak tahu kenapa orderan tersebut tidak bisa dibatalkan. Sistem Maxim baru bisa membatalkan orderan setelah 4 jam," ungkap Hifzil dengan penuh kesedihan.
Selama 4 jam penuh, keluarga Rusdianto berusaha mencari keberadaan sang ayah.
BACA JUGA:Ditemukan Tak Bernyawa di Kebun Kopi
BACA JUGA:Wisata Kerinci Diserbu Pengunjung
Namun, usaha mereka sia-sia. Rusdianto dibunuh oleh, Agam dan Afif Pramudia, satu pelakunya adalah mahasiswa salah satu universitas di Jambi.
"Keluarga kami sudah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian pada hari Rabu 10 April 2024 sore," kata Hifzil.
Berdasarkan hasil otopsi di RS Bhayangkara Jambi, tidak ditemukan luka pada tubuh Rusdianto. Diduga, Rusdianto dicekik dari belakang hingga tewas oleh Afif Pramudia.