"Saya selamat dari pengeboman Israel, tetapi saya takut mati karena penyakit yang ditimbulkan oleh sampah-sampah ini.... Kami mati perlahan di Gaza, tanpa disadari," ujarnya dengan suara yang sarat keputusasaan.
Penderitaan Rahman dan al-Hajj hanyalah sekilas gambaran dari krisis yang lebih besar yang melanda Gaza, dengan timbunan sampah yang menjadi bagian dari lanskap seperti halnya puing-puing akibat konflik.
Pembatasan yang dilakukan Israel memaksa pemerintah kota menghentikan pengelolaan limbah, sehingga wilayah tersebut berada di ambang bencana lingkungan dan kesehatan.
BACA JUGA:Lazio Raih Kemenangan Tipis Atas Genoa dengan Skor 1-0
BACA JUGA:Pake Formalin dan Borak, Pabrik Mie Kuning Digerebek Polda Sumsel
Salama Maarouf, kepala kantor media pemerintah yang dikelola Hamas, memperingatkan bencana yang mengancam.
"Jalur Gaza dihadapkan pada masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap Maarouf memperingatkan.
Limbah tersebut "menjadi lingkungan yang subur bagi perkembangbiakan lalat, nyamuk, serangga, dan reptil yang berbahaya," ujarnya, seraya mendesak dunia untuk memperhatikan keadaan darurat yang terjadi di Gaza.(*)